tirto.id - Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat 23 bangunan dan jalan sepanjang 1 kilometer terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Bojongkoneng, Babakanmadang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko mengatakan pergerakan tanah yang terjadi sejak Rabu (14/9/2022) siang itu mengakibatkan puluhan warga mengungsi.
"Dari kejadian ini yang terdampak 20 KK (Kepala Keluarga), kemudian yang terancam saat ini 177 KK dari dua RW dengan total (penghuni) 589 jiwa," kata Aris dikutip dari Antara, Jumat (16/9/2022).
Menyikapi kejadian ini, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan menetapkan status tanggap darurat bencana pergerakan tanah di Desa Bojongkoneng, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, per Kamis (15/9/2022).
"Langkah ini kami ambil untuk memaksimalkan penanganan pasca-bencana," kata Iwan di Cibinong, Kamis.
Iwan menyebutkan status tanggap darurat bencana melalui Keputusan Bupati Nomor 360/19/Kep-TD/BPBD dapat menjadi dasar penanganan dari dampak yang ditimbulkan pergerakan tanah.
"Ini yang akan menjadi payung hukum kita untuk menangani bencana ini," kata dia.
Menurut Iwan, bencana pergerakan tanah yang mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur di Bojongkoneng perlu ditangani secara maksimal. Bencana tersebut mengancam keselamatan serta merugikan masyarakat secara materi.
Saat ini, Tim Reaksi Cepat dari BPBD Kabupaten Bogor telah mengevakuasi warga terdampak dan terancam bencana pergerakan tanah. Mereka diungsikan sementara di rumah sanak saudara dengan dikoordinasikan oleh kepala desa dan camat.
Selanjutnya, Pemkab Bogor juga mengkaji dampak dan kebutuhan warga di lokasi bencana. BPBD Kabupaten Bogor juga mulai menyalurkan bantuan seperti sembako, selimut dan lainnya.
"Kami juga akan memberikan sewa tempat tinggal sementara. Kalau ada yg rusak diperbaiki dan yang berbahaya direlokasi. Dengan payung hukum ini, kita bisa gunakan anggaran BTT untuk membantu warga terdampak," kata Iwan.
Editor: Gilang Ramadhan