Menuju konten utama

Pungutan Ekspor Sawit Rp0 akan Diperpanjang Sampai Akhir Tahun

Pemerintah berencana akan memperpanjang tarif pungutan ekspor (PE) kelapa sawit sebesar Rp0 (nol rupiah) sampai dengan akhir tahun.

Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.

tirto.id - Pemerintah berencana akan memperpanjang tarif pungutan ekspor (PE) kelapa sawit sebesar Rp0 (nol rupiah) sampai dengan akhir tahun. Perpanjangan ini merupakan kedua kalinya sejak diberlakukan penghapusan pada Agustus 2022 lalu.

"Rencana akan ada perpanjangan sampai akhir tahun," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Hotel Borobudur, Senin (4/10/2022).

Sebelumnya Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus berkomitmen mendukung sektor perkebunan kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional. Salah satu dukungannya yakni memperpanjang tarif pungutan ekspor (PE) kelapa sawit sebesar nol rupiah sampai dengan akhir Oktober.

"Dalam rapat Komite Pengarah (Komrah) BPDPKS pada Minggu (28/8/2022), diperoleh keputusan yang telah menyetujui Perpanjangan Tarif Pungutan Ekspor (PE) sebesar 0 dolar AS untuk semua produk sampai dengan 31 Oktober 2022," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Senin (29/8/2022).

Airlangga menjelaskan perpanjangan Tarif PE sebesar 0 dolar AS dimaksudkan untuk menjaga momentum saat ini, di mana harga Crude Palm Oil (CPO) mulai stabil, harga minyak goreng mulai turun, dan harga tandan buah segar (TBS) yang mulai meningkat.

"Sehingga membuat petani atau pekebun mulai merasakan manfaatnya," imbuhnya.

Selain memperpanjang tarif pungutan eskpor, pemerintah juga memutuskan untuk menambahan alokasi biodiesel tahun ini, pembangunan pabrik Minyak Makan Merah (3M), dukungan percepatan peningkatan Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan percepatan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Airlangga mengatakan, peningkatan kembali aktivitas ekonomi masyarakat diproyeksikan akan menyebabkan kenaikan permintaan minyak solar di triwulan IV - 2022.

Oleh karena itu, kecukupan biodiesel sebagai campuran B30 hingga akhir Desember 2022 perlu dijaga dengan meningkatkan alokasi volume biodiesel pada tahun ini, yang semula sebesar 10.151.018 kiloliter (kl) menjadi 11.025.604 kl.

“Untuk meningkatkan kelapa sawit Indonesia di pasar dunia, Komrah sepakat untuk mempercepat peningkatan sertifikasi ISPO. Di antaranya dengan menempatkan Sekretariat ISPO di bawah BPDPKS, serta mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan mempercepat peningkatan sertifikasi ISPO,” jelas Airlangga.

Baca juga artikel terkait PUNGUTAN EKSPOR SAWIT atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang
-->