tirto.id - Memasuki bulan Syakban, terutama pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan. Kaum muslim bisa mengerjakan ibadah puasa sunah, berdoa, membaca Al-Qur'an, dan salat sunah.
Dalam agama Islam, malam Nisfu Syaban diyakini sebagai malam bertabur berkah dan ampunan dari Allah Swt. Saban tahun, Nisfu Syaban jatuh pada pertengahan bulan Syakban, yakni tanggal 15.
Syakban menjadi salah satu bulan yang diistimewakan Nabi Muhammad saw. Pada waktu tersebut, amalan-amalan manusia selama setahun akan diangkat oleh Allah Swt. Dalam hadis yang diriwayatkan Usamah bin Zaid disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda:
“Itulah bulan yang manusia lalai darinya. Ia bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa'i No. 2317).
Lantas, puasa Nisfu Syaban berapa hari? Apakah boleh puasa Nisfu Sya'ban hanya 1 hari? Untuk memahami lebih dalam, Anda bisa membaca penjelasan di bawah ini.
Puasa Nisfu Syaban Berapa Hari?
Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang ditunaikan pada tanggal 15 Syakban. Maka itu, puasa Nisfu Syaban dilaksanakan hanya sehari.
Dengan demikian, pertanyaan yang menyebut, "apakah boleh puasa Nisfu Sya'ban hanya 1?" sudah terjelaskan. Hal ini karena puasa Nisfu Syaban memang ditunaikan selama sehari saja.
Lantas, kapan puasa Nisfu Syaban 2024? Untuk mengetahui hal itu, umat Islam perlu merujuk pada perhitungan kalender hijriah bulan Syakban 2024.
Tanggal 1 Syakban 1445 H bertepatan dengan 11 Februari 2024. Dengan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 14 Syakban 1445 H atau Sabtu malam, 24 Februari 2024.
Umat Islam bisa mengerjakan puasa Nisfu Syaban pada keesokan harinya, tepatnya tanggal 15 Syakban 1445 H, atau Minggu, 25 Februari 2024.
Akan tetapi, puasa sunah di bulan tersebut tidak hanya berupa puasa Nisfu Syaban. Umat muslim dapat mengerjakan ibadah menahan lapar, haus, dan nafsu, pada hari lain.
Lalu, puasa Syaban berapa hari 2024? Umat Islam bisa mengerjakan puasa sunah di bulan Syakban di hari apa saja. Tidak ada ketentuan khusus terkait berapa hari umat Islam dianjurkan mengerjakan puasa Syaban.
Meski begitu, ada perbedaan di kalangan ulama terkait puasa setelah Nisfu Syaban.
Dinukil dari artikel NU Online bertajuk "Hukum Puasa Setelah Nisfu Syaban", menurut Syekh Wahbab al-Zuhaili, puasa setelah Nisfu Syaban diharamkan karena termasuk hari syak.
Namun, larangan tersebut dikecualikan bagi orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar, puasa daud, puasa Senin-Kamis, puasa nazar, puasa qada, puasa kafarat, dan lanjutan puasa sunah dari hari sebelumnya.
Lain halnya dengan pendapat di luar mazhab Syafii. Disampaikan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari, bahwa mayoritas ulama membolehkan puasa sunah setelah Nisfu Syaban.
Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan "puasa Nisfu Syaban berapa hari?" telah jelas. Puasa Nisfu Syaban dikerjakan hanya sehari, yakni pada tanggal 15 Syakban. Pada 2024, hari itu jatuh pada 25 Februari, baik versi Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU).
Hukum Puasa Syaban
Pada malam Nisfu Syakban, umat Islam di Indonesia meyakini bahwa mereka dianjurkan untuk beribadah, termasuk berzikir, berdoa, membaca Surah Yasin, dan berpuasa. Rasulullah saw. pernah bersabda mengenai beberapa ibadah yang dapat dilakukan di malam Syakban dari riwayat jalur Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far. Berikut ini isinya:
“Apabila malam nisfu syaban [pertengahan bulan Syaban], maka salatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah pada malam itu turun ke langit dunia hingga terbit malam hari. Dia berfirman, ‘Ingatlah, adakah yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya. Adakah yang memohon rezeki, niscaya Aku akan memberinya. Adakah yang sedang ditimpa ujian, niscaya Aku akan menyelamatkannya. Begitu seterusnya, hingga terbit fajar.’” (H.R. Ibnu Majah).
Hukum puasa Nisfu Syaban menurut dalil tersebut adalah sunah. Artinya, umat Islam yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala. Sementara itu, jika ditinggalkan tidak akan menyebabkan dosa.
Namun, ada beberapa kalangan umat Islam yang meyakini berdasarkan rujukan ulama lain bahwa hadis di atas tergolong lemah. Kendati demikian, menghidupkan malam Nisfu Syaban tetap menjadi anjuran sunah. Di samping itu, banyak banyak riwayat lain yang menguatkan hadis di atas. Salah satunya hadis riwayat di bawah ini:
“Allah senantiasa memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya‘ban. Maka Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua: hamba yang saling bermusuhan dan yang membunuh,” (HR. Ahmad).
Bacaan Niat Puasa Nisfu Syakban
Setelah mengetahui jawaban atas pertanyaan "puasa Nisfu Syaban berapa hari", umat Islam bisa menyimak pembahasan terkait niat puasa Nisfu Syaban. Bacaan niat puasa Nisfu Syaban boleh dibaca pada malam hari sebelum 15 Syakban maupun siang keesokan harinya. Niat puasa Nisfu Syaban dapat dilafalkan dengan hati dan lisan.
Hal tersebut merujuk pada penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu Syarah Al Muhadzdzab, yang menyatakan, “Semua sepakat bahwa tempat niat itu adalah hati dan tidak disyaratkan pengucapannya secara lisan. Tidak cukup niat hati, namun disunahkan untuk melafalkan (dengan lidah) bersamaan dengan niat di hati ... ” (Hlm. 248).
Pada dasarnya, niat puasa Nisfu Syaban sama dengan doa puasa Syaban di hari lain. Yang membedakan antara dua pelaksanaan puasa sunah tersebut adalah waktunya. Berikut bacaan niat puasa Nisfu Syaban:
A. Niat puasa Nisfu Syaban pada malam hari sebelumnya
Berikut bacaan niat puasa Nisfu Syaban pada malam hari.نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah Swt.”
B. Niat puasa Nisfu Syaban pada siang hari
Apabila seorang muslim lupa mengucapkan niat pada malam hari, ia boleh membaca doa niat pada siang harinya. Berikut bacaan niat yang dibaca pada esok hari dalam rangka puasa Nisfu Syaban:نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban hari ini karena Allah Swt.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Fadli Nasrudin