Menuju konten utama

Proyek Tanggul Raksasadi Pantura Jawa Fase Awal Butuh Rp164,1 T

Menurut Airlangga, estimasi kebutuhan anggaran untuk proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall fase pertama sebesar Rp164,1 triliun.

Proyek Tanggul Raksasa di Pantura Jawa Fase Awal Butuh Rp164,1 T
Sejumlah pekerja menggunakan eskavator dan crane menyelesaikan pembangunan tanggul pantai di Cilincing, Jakarta, Kamis (23/11/2023). ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso/sgd/nym.

tirto.id - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan rencana pemerintah untuk membangun tanggul pantai dan tanggul laut (giant sea wall) sebagai salah satu proyek jangka panjang.

Megaproyek tersebut dibuat guna mengatasi adanya ancaman dari banjir rob dan penurunan muka tanah (land obsidence) di wilayah utara Pulau Jawa.

“Pemerintah telah menyiapkan skenario jangka panjang untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di pantura Jawa melalui konsep pembangunan giant sea wall atau tanggul laut,” kata Airlangga dalam acara seminar nasional di Jakarta, Rabu (10/1/2024) dilansir dari Antara.

Airlangga menjelaskan untuk proyek giant sea wall di wilayah Jakarta, ada tiga tahapan atau fase pembangunan.

Fase pertama dimulai dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.

Kemudian fase kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030.

Fase ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040.

Jika laju penurunan tanah tetap terjadi setelah 2040, maka konsep tanggul laut terbuka akan dimodifikasi menjadi tanggul laut tertutup.

Berdasarkan beberapa kajian, Airlangga menyampaikan estimasi kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun. Kata Airlangga, angka kerugian ini dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depannya.

Sedangkan estimasi kebutuhan anggaran untuk proyek fase pertama sebesar Rp164,1 triliun. Pembiayaan proyek menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Pulau Jawa yang berperan sebagai kontributor nasional terhadap PDB terbesar saat ini sedang menghadapi tantangan berupa erosi, abrasi, banjir, dan penurunan permukaan tanah, terutama di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa.

Mengutip hasil studi JICA 2020, menunjukkan kawasan pantura Jawa menyumbang sekitar 20,7 persen PDB melalui kegiatan industri, perikanan, transportasi, dan pariwisata.

Di samping itu, wilayah pantura juga merupakan tempat tinggal penduduk yang cukup padat, dengan estimasi jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa.

Oleh karena itu, kata Airlangga, ancaman banjir rob dan penurunan muka tanah tak hanya membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi, tetapi juga kehidupan jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut yang berpotensi dapat terkena dampak bencana.

“Di perkirakan setidaknya terdapat 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri,” jelas Airlangga.

Pertemuan Koalisi Indonesia Maju

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) sebelun melakukan pertemuan di DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (14/9/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.

Prabowo: Megaproyek Giant Sea Wall Butuh Waktu 30-40 Tahun

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menilai megaproyek giant sea wall kemungkinan akan terwujud 30-40 tahun mendatang.

“Tadi lihat untuk fase pertama saja itu Rp164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya dengar, semuanya itu akan memakan 50-60 miliar dolar AS atau mungkin lebih,” tutur Prabowo.

Menurut Prabowo, proyek giant sea wall ini jangan sampai terjebak pada kepentingan politik lima tahunan.

“Kita mengerti negara berjalan dalam sistem politik melalui partai-partai politik yang diawaki oleh politisi, dan politisi itu berpikir lima tahunan, karena dia akan berkuasa atau tidak, berkuasa lima tahunan. Masalah Giant Sea Wall mungkin para engineer paham, dan akan menyampaikan, saya yakin masalah sea wall ini akan memakan waktu 40 tahun atau lebih,” kata Prabowo.

Ditegaskan Prabowo, giant sea wall merupakan proyek jangka panjang yang akan rampung seluruhnya dalam waktu 40 tahun ke depan, terutama jika berkaca pada pengalaman negara-negara di Eropa membangun tanggul raksasa.

Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk mulai bertindak dan turut serta memastikan pembangunan giant sea wall, khususnya di Pulau Jawa berjalan secara berkesinambungan.

“Untuk fase pertama saja, A, B itu Rp164 triliun, mungkin semuanya nanti seperti yang saya dengar akan makan 50–60 miliar dolar (AS), mungkin lebih. Nanti selalu akan ada yang mengatakan apakah bisa? Ini adalah bukan bisa atau tidak bisa. Ini harus atau nggak, (karena kalau tidak, masyarakat pesisir di) pantai utara tenggelam,” kata Prabowo.

Baca juga artikel terkait GIANT SEA WALL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto