Menuju konten utama

Proyek DME Dimulai, Erick Thohir Klaim Negara Bisa Hemat Rp9,7 T

Erick sebut jika gasifikasi batu bara dapat dioptimalkan mengganti LPG, maka bisa menghematan cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun.

Proyek DME Dimulai, Erick Thohir Klaim Negara Bisa Hemat Rp9,7 T
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

tirto.id - Proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) mulai digarap pada Senin (24/1/2022) dengan ditandai peletakan batu pertama proses pembangunan. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebut proyek ini memberikan multiplier effect berupa menarik investasi asing dan memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN. Proyek ini juga akan banyak menyerap tenaga kerja lokal.

Erick mengatakan, proyek ini merupakan strategi pemerintah untuk mengolah batu bara yang produksinya melimpah di dalam negeri. Nantinya DME akan menggantikan LPG yang hingga saat ini pengadaannya masih disuplai dari impor.

Menurut Erick, pengadaan dari impor gas inilah yang membebani APBN selama ini. Jika gasifikasi batu bara dapat dioptimalkan untuk mengganti LPG, maka proyek ini akan memberikan penghematan cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun.

“Gasifikasi batu bara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro karena sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke ekonomi hijau serta energi baru dan terbarukan,” kata dia, Senin (24/1/2021).

Ia menjelaskan, pihaknya akan mendukung penuh program gasifikasi batu bara ini demi penguatan energi hijau Indonesia. Erick mengatakan, tak ingin melimpahnya sumber daya alam (SDA) justru menjadi bahan bagi pertumbuhan negara lain.

Menurut dia, negara-negara Asia Tenggara lain telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang masih mengandalkan ekspor raw material. Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.

Erick menyebut proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) dapat mengurani subsidi LPG sebesar Rp7 triliun per tahun dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

“Hilirisasi sumber daya alam dengan gasifikasi batubara menjadi gas DME untuk mengurangi impor LPG merupakan bagian dari transformasi BUMN agar siap menghadapi pasar global,” kata Erick.

Erick menyampaikan proyek strategis nasional (PSN) selama 20 tahun mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp30 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, Erick menilai, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.

Dalam paparannya, Erick sebut pembangunan hilirisasi akan menyerap sekitar 10 ribu tenaga kerja lokal.

Baca juga artikel terkait BATU BARA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz