tirto.id - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai, bagi-bagi penanak nasi atau rice cooker oleh pemerintah yang direncanakan disalurkan tahun ini tidak memiliki urgensi bagi masyarakat. Ia mengatakan, masih banyak kebutuhan penting yang perlu diperhatikan pemerintah.
“Menurut saya sih tidak terlalu urgen sekarang, karena masyarakat yang dibutuhkan sekarang ini adalah bagaimana stabilitas harga pangan, beras, minyak goreng, kebutuhan hidup,” kata Tauhid Ahmad kepada Tirto, Senin (9/10/2023).
Aturan terkait rencana bagi-bagi rice cooker gratis telah tertulis dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga.
Untuk memaksimalkan rencana tersebut, pengadaan anggaran sebesar Rp347,5 miliar digelontorkan untuk meningkatkan konsumsi listrik masyarakat yang diatur dalam alat masak berbasis listrik (AML). Kemudian, pemerintah ingin mengurangi impor liquefied petroleum gas.
Tauhid mengatakan, merunut pada tujuan untuk peningkatan konsumsi listrik melalui bagi-bagi rice cooker dan mengurangi penggunaan gas dinilai kurang tepat. Masyarakat, kata Tauhid, rata-rata sudah memiliki rice cooker.
“Saya kira potensi tidak tepat sasarannya tinggi,” bebernya.
“Terkait kemanfaatan, saya kira masyarakat bawah meskipun katakan lah mereka konsumsi gas tetapi kalau rice cooker itu tetap mereka rata-rata sudah punya,” tambahnya.
Ia menambahkan, masyarakat yang mendapatkan bantuan rice cooker gratis hanya akan dijadikan barang substitusi untuk menanak nasi.
“Jadi, rice cooker yang dibagikan akhirnya jadi cadangan, jadi back up gitu ya, atau yang lama disimpan, yang baru dipakai tapi tidak mengurangi konsumsi dari gasnya,” terangnya.
Sementara itu, terkait peningkatan konsumsi listrik yang sedang diteken pemerintah melalui Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2023, Tauhid menilai, konsumsi listrik yang tinggi tersebut akan meningkat apabila sejalan dengan pendapatan masyarakat yang turut meningkat.
“Jadi, saya kira pendapatan masyarakat ditingkatkan dulu, dengan sendirinya konsumsi listrik akan lebih tinggi,” jelasnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang