Menuju konten utama

Profil AAB & Cerita Lengkap Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI

Profil Altafasalya Ardnika Basya yang tega membunuh mahasiswa UI bernama Naufal Zidan.

Profil AAB & Cerita Lengkap Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI
Ilustrasi jenasah. foto/istockphtoo

tirto.id - Altafasalya Ardnika Basya (AAB), 23 tahun, nekat membunuh mahasiswa Universitas Indonesia bernama Muhammad Naufal Zidan (MNZ), 19 tahun, pada 2 Agustus 2023 lalu.

Jenazahnya baru ditemukan dua hari kemudian di indekos MNZ yang berada di Jalan Palakali RT 07/05, Kukusan, Beji, Kota Depok.

Jenazah ditemukan penjaga indekos dan kerabat korban yang berkunjung, dengan tubuh yang sudah masukkan pada plastik hitam di kolong tempat tidur.

AAB membunuh MNZ karena ingin mengambil harta korban. Tindakan sadis AAB disebabkan karena memiliki banyak utang setelah gagal dalam investasi kripto dengan kerugian Rp80 juta.

AAB juga terjerat hutang pinjaman online (pinjol) sebesar Rp15 juta dan sudah telat membayar sewa indekos. AAB mengaku sudah putus asa sehingga membunuh MNZ untuk menyelesaikan masalah keuangannya meski tidak ada dendam di antara mereka.

Pelaku menghabisi nyawa korban dengan melayangkan 10 tusukan di dada. Barang milik korban yang diambil pelaku antara lain dompet, Macbook, dan iPhone. AAB diringkus polisi sekira tiga jam usai jenazah MNZ ditemukan.

Profil Altafasalya Ardnika Basya (AAB)

Pelaku AAB merupakan mahasiswa UI kelahiran Bandung pada 2000 silam dan menjadi anak pertama dari empat bersaudara.

Dalam akun LinkedIn milik AAB disebutkan, dirinya mengaku sebagai Sarjana Humaniora pada jurusan Bahasa dan Sastra Rusia di Universitas Indonesia. Selama di UI, dia pernah menjadi Ketua Himpunan Sastra Rusia dan tinggal indekos di Wisma Ladika, Jalan Masjid Al-Farouq RT. 3 RW. 1 Kukusan, Beji, Depok.

Sebelum berkuliah di UI, AAB juga pernah mengambil pendidikan di Universitas Padjadjaran (Unpad). Di sana AAB sempat aktif berorganisasi dengan menjadi staf Departemen Sistem Pendamping Internal di HIMARUS Unpad pada 2019-2020.

AAB menceritakan dirinya sebagai pria pekerja keras. Dia memiliki prestasi dalam cabang olahraga dengan memenangi juara karate tingkat nasional 2017 untuk kelas Junior Putra.

"Saya adalah pria yang optimis, adaptif, dan pekerja keras," tulis AAB pada profil Linked-In.

Menurut pengakuan teman AAB bernama Adha Amin Akbar, 22 tahun, sosok AAB termasuk pintar. Prestasi AAB mulai menurun saat mulai terlibat dalam investasi instrumen kripto yang membuatnya memiliki banyak tanggungan utang.

Kerugian yang dialami AAB mencapai Rp80 juta akibat salah memprediksi harga koin yang dibelinya.

AAB makin kesulitan membiayai hidupnya dan membayar utang, termasuk utang pinjol. Semua kesulitan yang dialami AAB membuatnya putus asa sehingga menghabisi nyawa MNZ untuk merampas harta benda korban.

Kronologi Pembunuhan MNZ oleh AAB

Pembunuhan berawal ketika AAB mengantar pulang MNZ ke rumah kosnya di Kukusan. Mereka berteman sejak masih kuliah di UI. Saat itu, AAB sudah menyiapkan pisau lipat di jok motornya.

Begitu sampai di kos, keduanya masuk ke dalam kamar dan mengobrol. AAB turut membawa pisaunya dengan mamasukkannya di saku celana. Pelaku lalu pura-pura hendak pulang.

Ketika MNZ tampak lengah, AAB segera mengeluarkan pisau di sakunya dan menancapkan pada badan korban. MNZ melakukan perlawanan dan sempat menggigit tangan AAB sampai cincin pelaku masuk ke kerongkongan korban.

Nahas, korban akhirnya tumbang. Pelaku menikam leher dan dada MNZ sampai membuatnya tidak berdaya dan meninggal.

Jenazah MNZ lantas dimasukkan ke plastik hitam dan disembunyikan di kolong tempat tidur. AAB lalu menyebarkan kapur barus untuk menyamarkan bau anyir darah.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto