Menuju konten utama

Pro Kontra Warga Kali Mampang soal Relokasi ke Rusun Jagakarsa

Ada warga yang setuju direlokasi dari Kali Mampang, ada juga warga yang menolak rencana tersebut. Apa alasannya?

Pro Kontra Warga Kali Mampang soal Relokasi ke Rusun Jagakarsa
Suasana permukiman di sekitar Kali Mampang, Jakarta Selatan, Senin (29/7/2024). tirto.id/Muhammad Naufal

tirto.id - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk merelokasi warga di wilayah rukun warga (RW) yang tergolong kumuh di Kali Mampang, Jakarta Selatan, ke Rumah Susun (Rusun) Jagakarsa menuai pro kontra di antara masyarakat. Ada warga yang setuju rencana relokasi, ada warga yang menolak rencana tersebut.

Muhammad Nur (59), warga yang tinggal di bantaran Kali Mampang, misalnya. Ia mengaku setuju jika memang harus direlokasi ke Rusun Jagakarsa.

"Oh iya, saya setuju. Saya kira semua [warga] di sekitar sini juga setuju kalau misal harus begitu [direlokasi]," sebutnya ketika ditemui, Senin (29/7/2024).

Menurut Nur, warga tidak akan merasa berkeberatan jika direlokasi ke tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi mereka tinggal saat ini. Pasalnya, ia tak ingin warga nantinya merasa kesulitan untuk beraktivitas dari tempat keseharian mereka saat ini.

Nur pun berharap Rusun Jagakarsa nantinya dilengkapi fasilitas maupun sarana dan prasarana yang menunjang akses warga, terkhusus warga lanjut usia (lansia).

"Sebisa mungkin nyaman nanti di sana [rusun]. Kalau di sini, warga kan sudah terbiasa semuanya ada," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Nur mengaku telah mengetahui desas-desus soal rencana relokasi warga ke rusun. Sebab, ia mengaku sempat bertemu dengan petugas yang mengukur luas Kali Mampang.

"Ya asalkan ada penggantinya [usai direlokasi]. Itu kemarin juga ada [petugas] yang ukur-ukur [Kali Mampang], dari kelurahan dan kecamatan juga ada," urainya.

"Saya juga tahu di situ ada pembangunan Rusun Jagakarsa, lokasinya juga tidak jauh [dari bantaran Kali Mampang]," lanjut dia.

Sementara itu, warga bantaran Kali Mampang lain bernama Harun (69) mengaku tidak bersedia ketika nantinya direlokasi ke Rusun Jagakarsa. Sebab, ia mengaku telah tinggal di bantaran Kali Mampang sejak 1955.

"Kalau itu [direlokasi], saya enggak mau. Saya sudah lama tinggal di sini, saya yakin keluarga saya juga enggak mau [direlokasi]," sebutnya, ditemui Senin.

Ia turut mengaku tak mengetahui ada rencana relokasi warga sekitar Kali Mampang ke Rusun Jagakarsa. Setahu Harun, memang sempat ada petugas yang mengukur Kali Mampang.

Akan tetapi, ia berpikir bahwa pengukuran Kali Mampang dilakukan untuk proses pengerukan sedimen di kali tersebut.

"Kalau itu [petugas], memang ada kemarin, beberapa bulan lalu. Tapi, itu saya kira buat dikeruk, bukan untuk yang lain, saya pikir," ungkapnya.

Nur berharap Pemprov DKI memiliki solusi selain merelokasi warga di bantaran Kali Mampang.

"Ya saya harapannya enggak direlokasi, solusi lain, lah," sebut dia.

Warga Kali Mampang lain, Asmawi (58), mengaku masih pikir-pikir untuk direlokasi ke rusun. Menurut Aswami, dia bersedia pindah ke rusun, jika warga lain juga bersedia direlokasi ke Rusun Jagakarsa.

Di satu sisi, Asmawi berharap Pemprov DKI akan memberikan imbalan yang setimpal ketika merelolasi warga ke rusun. Menurut dia, adanya ganti untung bakal menguntungkan warga maupun Pemprov DKI.

"Kalau saya ngikut saja, kalau warga lain mau, ya saya juga ikut," ucapnya.

"Yang penting ada [ganti untung]. Kalau enggak, ya bagaimana juga ya," lanjut dia.

Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Meli Budiastuti, menyebutkan pihaknya akan merelokasi warga yang bermukim di RW kumuh dengan kategori berat ke Rumah Susun (Rusun) Jagakarsa.

Ia mencontohkan, warga yang terdampak penataan Daerah Aliran Sungai Ciliwung seperti warga Kali Mampang dan Kali Krukut akan direlokasi ke Rusun Jagakarsa.

"Yang pasti, kami membangun Rusun Jagakarsa. Nantinya, merekolasi warga yang terkena [penataan] Daerah Aliran Sungai Ciliwung, dipindah ke Rusun Jagakarsa itu," ucapnya, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).

Meli menyatakan, pembangunan Rusun Jagakarsa itu ditargetkan rampung pada Desember 2024. Pembangunan rusun itu sudah berjalan sejak November 2023.

Rusun yang berlokasi di Jalan Margasatwa Raya RT01/RW06, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini terdiri atas tiga menara. Masing-masing menara terdiri atas 16 lantai dengan jumlah total 723 unit hunian dengan tipe 36 meter persegi.

Baca juga artikel terkait RELOKASI atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang