tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar bisa mengurangi angka pengangguran. Pada 2023 lalu, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan upaya yang terus dilakukan, mulai dari membentuk tenaga kerja mandiri hingga pelatihan kerja kejuruan
Hasilnya, angka pengangguran terbuka di Jakarta terus menurun. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah pengangguran di Jakarta pada Februari 2022 mencapai 410 ribu orang. Pada Februari 2023, jumlah ini menurun menjadi 397 ribu orang. Lalu, pada Februari 2024, terus turun menjadi 327 ribu orang.
Jika dibedah berdasarkan asal sekolah, pengangguran lulusan SMK berada di peringkat teratas, yakni 31,82 persen. Kemudian disusul lulusan SMA di peringkat kedua yang mencapai 31,72 persen dan diploma IV hingga sarjana di peringkat ketiga yang mencapai 12,9 persen.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah membentuk tenaga kerja mandiri, bursa kerja (job fair), bazar, pelatihan keterampilan kerja kejuruan, dan pengembangan sistem informasi pasar kerja," ujar Heru.
Harus diakui, pengangguran menjadi salah satu masalah krusial ketika lulusan SMK bersaing dalam dunia kerja. Di skala nasional, mengutip data BPS pada Februari 2024, setidaknya 7.194.862 orang menganggur dengan komposisi lulusan SMA sebagai pengangguran terbuka tertinggi sebanyak 2.107.781 orang, disusul lulusan SMK 1.621.672 orang, dan lulusan SMP sebanyak 1.154.355 orang.
Keberhasilan menurunkan angka pengangguran di Jakarta yang dilakukan pada masa kepemimpinan Heru Budi memang harus terus dipertahankan. Kendati demikian, evaluasi tetap harus dilakukan, agar tak hanya angka pengangguran yang turun, tetapi juga memunculkan lulusan SMK yang berkualitas. Heru pun akan terus mengapresiasi dan mempromosikan hasil karya kreativitas para lulusan SMK, sebagai upaya untuk menyalurkan inspirasi anak muda.
"Kegiatan ini diadakan untuk mendukung kegiatan lokal yang turut membangun negeri, juga menggaungkan gerakan BBI/BBWI sekaligus Vokasi Fest 2024. Ini salah satu kegiatan supaya hasil produk dan inspirasi anak-anak SMK bisa tersalurkan dengan baik," kata Heru Budi saat menghadiri acara Hervesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI)/Bangga Berwisata Indonesia (BBWI) dan Vokasi Fest 2024 di Lapangan Banteng pada Sabtu malam (20/7/2024).
Pemerhati pendidikan sekaligus Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji, mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas SMK di Jakarta. Dengan demikian, lulusannya dapat langsung siap bekerja, baik membuka usaha maupun menjadi tenaga kerja di sektor yang digelutinya.
"Untuk mewujudkan itu, Pemprov harus meningkatkan kualitas SMK, terutama dari sisi tenaga pendidikan yang ahli dan berpengalaman, fasilitas penunjang bidang yang ditekuni, memperbanyak praktik dan portofolio kompetensi, serta memperkuat kerja sama dengan dunia usaha dan industri," tuturnya saat dihubungi, Minggu (22/7/2024).
Menurut Ubaid, Pemprov DKI Jakarta bisa lebih mengoptimalkan upaya pengembangan dan pemerataan kualitas sekolah SMK serta penguatan soft skill, seperti berpikir kritis, kemampuan berbicara di publik, bekerja dalam tim, kepemimpinan, hingga manajemen waktu. Ia berharap, kemampuan seperti itu mulai diperhatikan Pemprov DKI Jakarta ke depan, demi mengurangi potensi SMK menjadi penyumbang pengangguran.
"Soft skill juga sangat jarang sekali disentuh di sekolah-sekolah SMK, seperti critical thinking, public speaking dan komunikasi, team building, kreatif, leadership, juga manajemen waktu. Ini penunjang sangat penting, tapi masih seringkali diabaikan," ungkapnya.
Strategi Pemprov DKI Jakarta Tekan Angka Pengangguran
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin menyatakan, berbagai upaya terus dilakukan, agar lulusan SMK di Jakarta bisa siap diterima di dunia kerja, sehingga tidak menambah angka pengangguran.
"Memastikan kompetensi peserta didik dan atau lulusan SMK selaras dengan kebutuhan industri atau dunia kerja dalam rangka mengoptimalkan keterserapan lulusan, serta terbentuknya kelas industri di SMK-SMK sesuai dengan kompetensi," jelasnya, Jumat (19/7/2024).
Budi mengutarakan, setidaknya tiga kejuruan diminati dunia usaha, yakni kuliner, perhotelan dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Mereka pun menggunakan pendekatan konsep BMW (Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha) dalam pengembangan pendidikan di Jakarta.
“Bekerja”, dalam konsep BMW, adalah mendorong agar SMK bisa bekerja sama dengan industri yang bisa meningkatkan keterserapan tamatan SMK. Sedangkan “Melanjutkan” yakni memfasilitasi program fast track, agar peserta didik melanjutkan studi di tingkat diploma. Terakhir, “Wirausaha, yaitu bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DPPKUKM) ataupun JakPreneur, untuk memberikan pelatihan bagi peserta diidk dalam berwirausaha.
Konsep BMW, lanjut Budi, dipadukan dengan peningkatan kualitas pendidikan di sejumlah sektor, seperti pemberian pelatihan upskilling dan reskilling berstandar industri bagi SMK, pemanfaatan platform pendidikan seperti Merdeka Mengajar dan Perencanaan Berbasis Data melalui Asesmen Nasional, penggunaan bahasa asing dengan konsep English Day, hingga peningkatan kompetensi dan sertifikasi berstandar internasional semisal sertifikasi Internasional Akuntansi jenjang SMK.
Ia menambahkan, Disdik Provinsi DKI Jakarta akan secara khusus menerapkan sertifikasi internasional pada Agustus 2024 mendatang. Karena itu, Budi yakin, konsep BMW bukan hanya bisa menekan pengangguran, tetapi juga meningkatkan pengusaha.
"Dengan konsep BMW, peserta didik diharapkan tidak hanya diarahkan untuk bekerja, namun bisa juga melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maupun berwirausaha, serta terbentuk kelas industri di SMK-SMK yang sesuai dengan kompetensinya," pungkas Budi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto