tirto.id - Presiden Jokowi menilai Indonesia masih belum mampu menanggulangi bencana dengan baik. Menurut Jokowi, peningkatan bencana tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi dunia internasional.
"Pengalaman kita menunjukkan sebetulnya masih banyak bencana kita cegah, minimal dikurangi tapi tidak berhasil kita cegah dan kita kurangi. Masih sering kita juga tergagap-gagap di daerah, state management seperti apa, tahapan manajemen seperti apa," kata Jokowi saat memberikan sambutan di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Jokowi mengatakan, setiap daerah harus memiliki rencana dalam menghadapi bencana, menghadapi kerusakan infrastruktur, menampung pengungsi dan dalam melakukan pemulihan recovery.
Langkah dan tahapan manajemen bencana harus jelas. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mencari solusi permanen dalam menghadapi bencana alam.
"Diperlukan solusi-solusi yang permanen atau mendekati permanen dalam upaya penanggulangan bencana jangan sampai nanti setiap tahun rutin. Ya ini juga perlu kita ngurusi pengungsi atau membuat bangunan-bangunan fisik, perlu. Tapi yang tadi saya sampaikan itu juga jauh lebih permanen lebih penting," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, peningkatan jumlah bencana tetap terjadi dengan bencana yang berulang. Ia mencontohkan, bencana di musim kemarau selalu terjadi kebakaran hutan dan lahan. Ia mengatakan, karhutla mulai muncul di daerah Riau dan Aceh. Ia meminta agar kebakaran segera dicegah.
"Hati-hati begitu api muncul satu kecil tolong segera dipadamkan mumpung masih satu. Jangan biarkan menjadi dua apalagi jadi tiga. Ini sering orang lalai," ujar Jokowi.
Jokowi menginstruksikan tiga langkah dalam penanggulangan bencana. Pertama, ia memerintahkan agar pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga bersinergi dalam mitigasi bencana. Lalu Jokowi meminta agar seluruh daerah membuat rencana kesiapsiagaan menghadap bencana.
Ketiga, pemerintah harus melibatkan akademisi, peneliti dan media dalam mitigasi risiko bencana. Ia juga meminta agar pemerintah pusat dan daerah meningkatkan SDM dalam penanggulangan bencana sesuai RPJMN 2020-2024.
"Terakhir kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk terus turut dalam mendukung upaya penanggulangan bencana termasuk Gakkum pengerahan dan dukungan secara nasional hingga tingkat daerah dan bersinergi dengan Pemda dan BNPB," kata Jokowi.
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengatakan, bencana yang terjadi di Indonesia terus bertambah dan berlangsung tetap. Doni menilai peningkatan bencana membuat Indonesia perlu mencari solusi permanen dalam menangani bencana.
"Data menunjukkan ekskalasi jumlah bencana mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaca dari kejadian bencana satu dekade terakhir, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua bencana ancamannya permanen dan selalu berulang. Oleh karenanya perlu dicari solusi yang juga permanen," kata Doni di daerah Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Doni mencontohkan beberapa bencana yang berlangsung permanen. Pada musim hujan, Indonesia dihadapkan pada ancaman banjir, banjir bandang, tanah longsor, abrasi pantai dan angin puting beliung.
Sementara itu, Indonesia dihadapkan pada peristiwa kekeringan, kesulitan air, serta kebakaran dan lahan diikuti oleh bencana kabut asap saat musim kemarau.
Doni mengatakan, ada klaster bencana yang sifatnya sewaktu-waktu muncul tanpa kita ketahui kapan akan terjadi seperti gunung api meletus, juga gempa diikuti tsunami.
"Dari sejumlah riset menunjukkan bahwa gempa dan tsunami adalah kejadian berulang. Untuk peristiwa seperti ini tentu tidak bisa kita cegah. Namun harus kita mitigasi dan kita hindari," kata Doni.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri