tirto.id - Di tengah hingar bingar pemilihan umum tahun 2019 tema pendidikan dirasa belum mendapat cukup banyak perhatian oleh para calon presiden maupun partai politik. Hal ini disayangkan oleh praktisi pendidikan, inisiator Semua Murid Semua Guru Najeela Shihab.
"Kalau soal politik, pemilu, ayo bicara pendidikan. Menurut saya [pendidikan] ini jangka panjang yang mudah-mudahan makin lama akan makin banyak yang berpikir tentang hal yang sama," kata Najeela usai acara diskusi "Gawat Darurat Pendidikan : 13 Juta Anak Indonesia Tidak Sekolah, Apa Rencana Kita?" di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019).
Najeela tak menyangkal isu pendidikan memang tidak seksi secara politik elektoral. Sebabnya, anak-anak memang belum memiliki hak untuk memilih, kemudian pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang tidak bisa "dipamerkan" di Pemilu berikutnya.
"Ini investasi jangka panjang yang kalau buat politisi yang memikirkan untuk janga pendek atau diri sendiri, ngapain kita investasi di sini," katanya.
Padahal di sisi lain masih banyak masalah menumpuk terkait pendidikan. Berdasarkan Data Pokok Pendidikan, pada tahun 2017/2018 terdapat 187.828 anak Indonesia yang putus sekolah, dan 73.000 di antaranya berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Angka putus sekolah tersebut mayoritasnya berasal dari keluarga termiskin dan tinggal di pedesaan. Karenanya, Najeela berharap isu pendidikan bisa mendapat perhatian dalam kontestasi Pemilu 2019.
"Salah satu tujuannya kita mengkampanyekan di gawat darurat ini adalah berusaha mengubah itu," katanya.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Irwan Syambudi