Menuju konten utama

Gerakan Sekolah Sehat dan Dampaknya Bagi Peserta Didik

Kemendikbudristek punya impian dan harapan agar Gerakan Sekolah Sehat dapat berperan menjaga status kesehatan peserta didik.

Gerakan Sekolah Sehat dan Dampaknya Bagi Peserta Didik
Ilustrasi berlangsungnya Gerakan Sekolah Sehat di SMA Negeri 5 Tual. FOTO/Istimewa

tirto.id - Queenof Kuriake Balubun, 26 tahun, bangkit dari tempat duduk dan sontak mengangkat kedua tangannya ketika SMA Negeri 5 Tual, Maluku Tenggara, dinyatakan sebagai salah satu dari lima sekolah inspiratif kategori SMA dalam ajang Gala Video Kreasi Gerakan Sekolah Sehat 2024.

Gala Video Kreasi Gerakan Sekolah Sehat 2024 adalah program Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang puncaknya berlangsung di Jakarta, Sabtu malam (10/8/2024).

Sebagaimana sekolah kategori inspiratif lainnya di berbagai jenjang—PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, dan SKB/PKBM—SMA Negeri 5 Tual didapuk sebagai Sekolah Kategori Inspiratif dalam Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat 2024 lantaran menerapkan Fokus 5 Sehat, yang meliputi Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.

Kepada reporter Tirto.id, Queenof menerangkan bahwa dalam perkara Sehat Gizi, guru membiasakan para siswa untuk membawa bekal ke sekolah, dan bekal yang dibawa merupakan makanan pokok daerah agar harganya ekonomis dan mudah didapat.

“Misalnya enbal, umbi-umbian, juga sayur dan ikan,” kata Queenof.

Meski terlihat sepele dan lumrah, membiasakan siswa membawa bekal ke sekolah berdampak signifikan.

“Sebelum adanya Gerakan Sekolah Sehat, banyak siswa pingsan karena tidak sarapan. Sekarang, setelah ada Gerakan Sekolah Sehat, kasus siswa pingsan berkurang, bahkan hampir tidak ada lagi siswa pingsan karena tidak sarapan. Sebagian besar siswa punya kebiasaan baik membawa bekal ke sekolah,” papar Queenof.

Pihak sekolah juga menyediakan air minum agar siswa terhindar dari dehidrasi, serta rutin menyelenggarakan pengukuran tinggi dan berat badan siswa yang hasilnya di-input ke Rapor Status Gizi. Tujuannya untuk mempermudah deteksi dini stunting.

Queenof menambahkan, dalam menjalankan Bekalku, program membawa bekal ke sekolah, pada mulanya guru-guru SMA Negeri 5 Tual mengalami hambatan. Mereka kesulitan meminta siswa membawa bekal ke sekolah, sehingga mesti turun tangan mendatangi orang tua agar program Bekalku bisa dijalankan bersama-sama.

Setelah terlaksana, siswa yang masih kesulitan membawa bekal ke sekolah—biasanya karena orang tuanya sibuk atau tinggal dengan wali—disarankan membeli olahan sarapan sehat yang bersih dan higienis di kantin sekolah.

Berlangsungnya Gerakan Sekolah Sehat di SMA Negeri 5 Tual tak bisa dipisahkan dari peran Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Quenoof menerangkan, sebagai garda depan sekaligus fasilitator Gerakan Sekolah Sehat, pihak UKS berusaha semaksimal mungkin dalam mengimplementasikan 5 Sehat.

Dalam hal Sehat Fisik, misalnya, Tim UKS SMA Negeri 5 Tual bekerjasama dengan guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) menyelenggarakan Jumat Sehat. Kegiatannya berupa jalan santai dan senam, serta pemeriksaan kebersihan diri (personal hygiene). Di samping itu, siswa juga dianjurkan untuk melakukan peregangan di sela-sela aktivitas pembelajaran agar tubuh mereka rileks dan bugar. Pada saat bersamaan, upaya mewujudkan Sehat Fisik juga dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi ruang UKS.

“UKS juga dimanfaatkan untuk konseling kesehatan fisik. Para guru dan murid dapat menggunakan fasilitas layanan UKS untuk melakukan pemeriksaan, baik Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) maupun Pertolongan Pertama pada Penyakit (P3P),” ungkap Queenof.

Selain berkolaborasi dengan pihak internal, Tim UKS SMA Negeri 5 Tual juga menjalin kerjasama dengan pihak eksternal untuk mewujudkan Sehat Imunisasi. “Kami bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam memberikan tablet tambah darah bagi siswi,” pungkas Queenof, Koordinator UKS SMA Negeri 5 Tual.

Praktek Baik Gerakan Sekolah Sehat dari Kota Tahu

Hal yang sama terjadi di Sumedang, praktik baik Gerakan Sekolah Sehat juga tampak di SMK Yadika Sumedang. SMK di kawasan Tanjungsari ini menjadi satu-satunya SMK dari Jawa Barat yang masuk nominasi dan meraih Penghargaan Kategori SMK Terbaik ke-2 dalam Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat 2024.

“Dalam hal Sehat Jiwa, setiap hari sekolah kami mengadakan briefing pagi untuk menjalin komunikasi dengan peserta didik. Sekolah juga membiasakan solat dhuha dan solat zuhur berjamaah agar peserta didik mendapatkan penguatan kerohanian,” ungkap Kepala Sekolah SMK Yadika Sumedang, Endi Rohendi.

Endi menerangkan, selain mendidik para siswa agar membawa makan dan minum dari rumah, pihaknya juga menyediakan bank sampah dan tempat sampah terpilah agar sampah di lingkungan sekolah lebih mudah diorganisasi. Itulah upaya sederhana mewujudkan Sehat Lingkungan di area SMK Yadika, di samping membiasakan para siswa mencuci tangan pakai sabun.

“Sebelum Gerakan Sekolah Sehat diimplementasikan, peserta didik kurang berkomunikasi dengan para guru. Sekarang, setelah ada briefing, mereka lebih aktif menjalin komunikasi, baik dengan guru maupun peserta didik kelas lain,” sambung Endi.

Menurut Endi, Gerakan Sekolah Sehat dapat diimplementasikan di sekolah karena berfokus pada pembiasaan aktivitas 5 Sehat, bukan pada infrastruktur. Hal inilah yang di mata Endi membedakan Gerakan Sekolah Sehat dengan program-program kesehatan di sekolah terdahulu.

“Orientasi programnya adalah menjadi gerakan, bukan pengembangan fasilitas. Makanya namanya Gerakan Sekolah Sehat,” pungkas Endi.

Bertolak dari Data

Gerakan Sekolah Sehat diluncurkan pertama kali oleh Kemendikbudristek pada 23 Agustus 2022. Mulanya, program ini hanya berfokus pada 3 Sehat, yakni Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat Imunisasi. Setahun kemudian, dua fokus baru ditambahkan, yaitu Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan; dengan target meliputi satuan pendidikan dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, SKB, dan PKBM.

“Kita tidak cukup punya SDM pintar dan cerdas. Kalau mereka sakit-sakitan, potensinya gak akan maksimal. Kita perlu SDM sehat,” ungkap Dirjen PAUD Dikdasmen Iwan Syahril, Sabtu (10/8/2024).

Ditambahkannya dua fokus sehat pada Gerakan Sekolah Sehat 2024 bukan tanpa alasan. Data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) Tahun 2022 menyatakan, 1 dari 3 anak di rentang usia 10-17 tahun bermasalah dengan kesehatan mental dan 1 dari 20 mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Adapun gangguan mental terbanyak yang dialami adalah cemas (3,7 persen), depresi mayor (1,0 persen), perilaku (0,9 persen), stress pasca-trauma (0,5 persen), pemusatan perhatian (0,5 persen), dan hiperaktivitas (0,5 persen).

Sementara menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 20 persen laki-laki dan 25,4 persen perempuan usia 13-17 tahun mengaku pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih dalam 12 bulan terakhir. Keterangan itu diperkuat Hasil Asesmen Kemendikbudristek di tahun yang sama: Peserta didik berpotensi mengalami kekerasan seksual (34,51 persen), hukuman fisik (26,9 persen), dan perundungan (36,31 persen).

“Banyak anak SMP dan SMA berurusan dengan penyakit mental, dan sebab itu Sehat jiwa tidak bisa dipandang sebelah mata,” ungkap Iwan.

Sementara untuk Sehat Lingkungan, Publikasi Data Kemendikbudristek (2022) menyatakan, kepemilikan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta kepemilikan sumber air layak dan cukup di lingkup PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB belum maksimal. Demikian juga dengan kepemilikan toilet layak dan terpisah dengan kondisi baik/rusak ringan.

Meningkat Signifikan

Penanggung jawab acara, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Sekolah Menengah Pertama, I Nyoman Rudi Kurniawan, menyebut partisipan Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat 2024 meningkat secara signifikan. Hal ini membuktikan tumbuhnya minat dan keterlibatan dari berbagai satuan pendidikan dalam menyukseskan Gerakan Sekolah Sehat.

Menurut penyelenggara, 3.500 video dikirimkan oleh satuan pendidikan di berbagai jenjang selama periode 6 Mei 2024 s/d. 12 Juli 2024. Rinciannya, PAUD 393 video, SD 991 video, SMP 988 video, SMA 723 video, SMK 223 video, SLB 132, dan SKB/PKBM sebanyak 50 video.

“Data ini sangat menggembirakan bagi kami, karena dilihat dari jumlah peserta, dibanding tahun lalu, tahun ini terdapat kenaikan sekitar 40 persen,” jelas Nyoman.

Anak Agung Istri Inten Sukma Pratiwi, perwakilan SD 1 Semarapura Kangin, Bali, pemenang kategori Video Terbaik 1 pada jenjang Sekolah Dasar, menyampaikan rasa bangga dan syukur yang mendalam.

“Ini adalah hal yang sangat luar biasa bagi saya. Dari 991 karya video di kategori jenjang SD, terpilihnya video dari sekolah kami sebagai salah satu dari 22 karya terbaik sudah merupakan sebuah prestasi besar. Ditambah lagi, mendapatkan predikat Video Terbaik Pertama adalah suatu kehormatan yang luar biasa,” ungkap Agung.

Senada, Dwi Haryono, perwakilan dari SLBN 1 Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, peraih predikat Video Terbaik 1 untuk jenjang SLB, menyatakan rasa syukur atas pencapaian karya sekolahnya. Keberhasilan ini, menurutnya, merupakan hasil dari kerja sama seluruh warga satuan pendidikan di sekolah tersebut.

“Kami telah mempersiapkan segala aspek dengan cermat dan penuh dedikasi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya kolektif seluruh anggota tim yang bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik,” ujar Dwi.

body artikel Kemdikubud GSS

Ilustrasi praktek gerakan sekolah sehat diberbagai sekolah. FOTO/Istimewa

Roli Stambo, perwakilan dari SMP Negeri 53 Merangin, Jambi, sekaligus pemenang kategori Video Inspiratif jenjang SMP, mengungkapkan kegembiraannya karena ini adalah kali pertama sekolahnya mengikuti ajang Gala Kreasi Video dan langsung meraih predikat Video Inspiratif.

“Kami merasa sangat bangga, meskipun berasal dari sekolah di daerah 3T dengan berbagai keterbatasan, kami mampu meraih prestasi di tingkat nasional. Kami juga berharap bahwa karya ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi sekolah-sekolah lain, khususnya di daerah 3T, untuk terus mengimplementasikan program Gerakan Sekolah Sehat,” imbuh Roli.

Gala Kreasi Video Gerakan Sekolah Sehat Tahun 2024 mengusung tema “Sekolah Sehat, Generasi Hebat”. Acara digelar bukan hanya sebagai ajang apresiasi bagi karya kreatif dari satuan pendidikan, tapi juga untuk memperkuat pemahaman warga satuan pendidikan dalam menciptakan sekolah yang sehat dan mendukung perkembangan peserta didik secara menyeluruh.

“Keikutsertaan satuan pendidikan melalui karya video praktik baik ini membuktikan bahwa kita memiliki niat dan harapan yang sama untuk mendorong transformasi pendidikan Indonesia, khususnya melalui Gerakan Sekolah Sehat,” kata Iwan Syahril.

Terakhir, Iwan menyebut Kemendikbudristek punya impian dan harapan agar Gerakan Sekolah Sehat dapat berperan menjaga status kesehatan peserta didik sehingga bonus demografi Indonesia yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-2040 dapat dioptimalkan.

“Kesuksesan gerakan ini juga sangat bergantung pada kerja sama dan gotong royong seluruh ekosistem pendidikan,” pungkas Iwan Syahril.[]

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis