tirto.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding menyoroti pernyataan capres 02, Prabowo Subianto yang telah menyebutkan beberapa nama yang akan mengisi jabatan menteri kabinet adil makmur pada saat berkampanye di Bandung, Kamis (28/3/2019).
Beberapa nama yang disebut Prabowo seperti kader Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Heryawan (Aher). Mereka dipilih sebagai menteri di kabinet adil makmur jika nanti Prabowo terpilih menjadi Presiden periode 2019-2024.
Menurutnya, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu masih dalam imajinasi saja. Pasalnya, Prabowo belum tentu memenangkan Pemilu 2019 dan terpilih menjadi presiden.
"Orang juga tahu bahwa itu menteri imajiner, ya surveinya kan jauh semua, survei untuk menang saja jauh, jadi kan imaginer toh," ujarnya saat dihubungi Tirto, Jumat (29/3/2019).
Kemudian, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu juga menilai perkataan itu hanya untuk merekrut AHY dan beberapa nama yang disebutkan supaya para pendukungnya mendukung Prabowo pada Pilpres 2019.
"Kalau itu sih politik saja, supaya dukungannya semakin banyak. Politik recruiting lah," terangnya.
Kemudian, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menuturkan, membagi-bagi jabatan sebelum resmi terpilih menjadi presiden merupakan hal yang berlebihan. Pasalnya, yang menentukan seseorang menjadi presiden adalah kerja kerasnya dan Tuhan Yang Maha Esa (YME).
"[Kalau] Kerja keras [hasil] di survei jauh, ketentuan Allah SWT juga kita tidak tahu," tuturnya.
Janji politik Prabowo itu juga menurut Karding berbeda dengan capres 01, Joko Widodo (Jokowi). Dirinya mengatakan, Jokowi akan memilih menterinya ketika secara resmi terpilih menjadi presiden.
"Ya kalau pak Jokowi nggak kaya gitu [bagi-bagi jabatan menteri]. Nanti aja kalau terpilih baru kami susun [kabinet menteri]," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno