tirto.id - Dalam rangka mempersatukan dua kubu yang berpolemik yaitu Djan Faridz dan Muhammad Romahurmuziy alias Romi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berencana menggelar Muktamar VIII pada 8-11 April 2016 mendatang.
Ketua Organizing Commite (OC) Muktamar VIII, Ermalena mengatakan pelaksanaan muktamar tersebut secara resmi telah ditandatangani oleh kedua pihak yang menjadi asal mula sengketa, yaitu Suryadharma Ali dan Romi.
"Saat pembukaan nanti pada tanggal 8, Pak Presiden juga akan turut hadir untuk membuka muktamar islah ini. Total peserta yang akan hadir adalah 1.641, terdiri dari utusan dan peninjau," ujar Ermalena di Asrama Haji Jakarta, Rabu (6/4/2016) sore.
Ermalena mengatakan, persiapan yang dilakukan telah mencapai 90 persen, sedangkan sisanya akan diselesaikan malam ini."Karena sebagian besar peserta akan hadir besok siang. Hingga sekarang 954 utusan sudah konfirmasi kehadirannya, kami tinggal menunggu konfirmasi dari Papua Barat dan Yogyakarta," tutur Ermalena.
Ermalena yakin bahwa muktamar tersebut akan membuahkan hasil yang positif bagi PPP dan akan menjadi pertemuan yang akan memperkuat partai berlambang kabah tersebut.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan siap untuk menghadiri Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dengan syarat kedua kubu tersebut harus berdamai.
"Rencananya Presiden akan hadir kalau maksud Muktamar itu adalah islah dua kubu," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi di Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Johan mengatakan, pada intinya Presiden tidak ingin ada kegaduhan tanpa ujung antara dua kubu yang berkonflik di PPP yakni Kubu Romahurmuzy dan Kubu Djan Faridz. (ANT)