Menuju konten utama

Ponsel Cina Mulai Menggerogoti Pasar Samsung dan Apple

Penguasa pasar ponsel pintar Samsung dan Apple mulai dibayangi dengan jenama-jenama asal Cina.

Ponsel Cina Mulai Menggerogoti Pasar Samsung dan Apple
ilustrasi oppo smartphone

tirto.id - “Perhatian dan permintaan untuk handphone Oppo dan Vivo meningkat tajam,” kata Balwant Mehta, seorang distributor di Nehru Place, sebuah pasar elektronika yang selalu ramai di selatan Delhi, India.

“Jenama-jenama ini menawarkan margin yang lebih mantap untuk pedagang. Jadi, tiap kali ada pelanggan yang beli handphone Vivo atau Oppo, pedagang jadi lebih untung. Ketimbang mereka beli Samsung atau Micromax,” tambah Mehta, pada Business Today India.

Di Nehru Place, papan iklan dan spanduk Oppo dan Vivo memang ada di mana-mana, menutupi bendera pesaing mereka seperti Samsung, Micromax, Karbonn, dan Lava. Serbuan ponsel buatan Cina di India memang cukup masif, mengangkangi ponsel buatan India maupun merek papan atas global seperti Apple dan Samsung.

Baca juga: Banjir Ponsel Cina di India

Dari catatan International Data Corporation (IDC), kenaikan penjualan Oppo dan Vivo tak cuma terjadi di Nehru Place saja, melainkan seluruh India. Dari seluruh pengiriman sampai pekan ketiga Agustus ini, Vivo naik 13 persen di pasar ponsel pintar India, sementara Oppo naik 8 persen.

Bagi kedua jenama tersebut, kenaikan ini merupakan kabar baik. India adalah potensi pasar yang besar. Pada akhir 2015, ia muncul sebagai pasar ponsel pintar kedua terbesar di dunia, setelah menyalip AS sebelumnya. Selain Vivo dan Oppo yang menyasar India sebagai pangsa pasar, jenama dari Cina lainnya: Xiaomi bahkan mengalami peningkatan pengiriman lebih pesat.

Sampai minggu lalu, pekan ketiga Agustus 2017, laporan IDC mencatat penjualan Xiaomi mencapai 17 persen pasar India. Menjadi jenama kedua tertinggi setelah Samsung, asal Korea Selatan. Versi lain menurut Counterpoint Research mencatat, Xiaomi kini tampil sebagai pemain ponsel pintar terbesar kedua di India, dengan pangsa 15,5 persen pada kuartal II-2017. Padahal tahun lalu, Xiaomi cuma punya 4 persen pasar ponsel pintar di India, dan jauh dari lima besar. Kini, India jadi pasar terbesar kedua Xiaomi setelah pasar Cina.

Kejayaan jenama-jenama Cina ini tak terlepas dari usaha pemasaran mereka yang jorjoran. Oppo mengantongi hak sponsor tim nasional kriket India setelah menyuntikkan Rs 1.079 crore (sekitar 10 miliar rupee/Rp2 triliun) selama lima tahun. Sementara Vivo mempertahankan hak sponsor Liga Primer India untuk lima tahun ke depan dengan tawaran Rs 2.199 crore. Angka ini naik 554 persen dari tawaran sebelumnya untuk musim 2016 dan 2017.

“Strategi kami selalu menjalankan teknik pemasaran 360 derajat yang selalu terkoneksi dengan anak muda—fokus utama kami. Di India, kriket dan Bollywood adalah dua basis paling populer untuk berkoneksi dengan pelanggan kami, terutama kawula muda,” kata Will Yang, Direktur Jenama Oppo India kepada Business Today.

Sementara itu, Xiaomi percaya diri dengan teknik pemasarannya yang unik. “Dua tahun sebelumnya, industri (ini) sudah menjengkali nasib kami. Banyak pakar yang bilang kami tak akan sukses karena yang kami lakukan berbeda. Kami tak menjual offline dan tidak memakai teknik pemasaran tradisional, seperti TV dan iklan di media cetak,” kata Manu Jain, Direktur Pelaksana Xiaomi India.

Baca juga:

Infografik Saat Samsung dan apple dibantai

Pada kuartal I-2017, penjualan jenama-jenama ponsel pintar dari Cina: Xiaomi, Vivo, dan Oppo di India melonjak 15 persen. Di kuartal II-2017, ditambah jenama lain dari Cina seperti: Lenovo, Gionee, dan lainnya bahkan menguasai 50 persen pasar ponsel pintar India, yang penjualan tahunan mencapai 109 juta unit. Hal ini membuat 4 nama dalam daftar 5 besar ponsel pintar paling laku di India adalah jenama-jenama asal Cina.

Hanya ada satu jenama lain yang masuk daftar tersebut, dan masih memimpin di posisi puncak, yaitu: Samsung. Pangsa pasarnya mencapai 28,1 persen sampai kuartal II-2017. Namun, ketika pertumbuhan Xiaomi meningkat, Samsung jusru terlihat stabil di situ-situ saja. Pasar mereka di India sudah mulai digerogoti jenama ponsel dari Cina.

Di pasar dunia, Samsung memang masih memimpin di posisi puncak sebagai ponsel pintar paling laris. Namun, pertumbuhan penjualannya di kuartal I-2017 tidak tumbuh, menurut laporan IDC. Apple, yang bertengger di posisi kedua dalam daftar yang sama, malah mengalami penurunan angka pengiriman. Dari 51,2 juta unit pada kuartal IV-2016, menjadi 50,8 unit pada kuartal I-2017.

Di Indonesia, yang masuk dalam daftar 10 negara dengan pengguna ponsel pintar paling banyak, Samsung juga masih masih menjadi raja. Di kuartal II-2017, IDC mencatat lima besar ponsel pintar penguasa pasar Indonesia berturut-turut setelah Samsung adalah: Oppo, Advan (dari Jepang), Asus (dari Taiwan), dan Xiaomi.

Menurut data dari Statista Digital Market Outlook yang dirilis Oktober 2016, jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia memang bertambah setiap tahunnya. Pada 2016, angkanya sekitar 63,9 juta pengguna. Bahkan jumlahnya diproyeksikan akan mencapai 91,9 juta pengguna pada 2020.

Sejak kuartal IV-2014 hingga kuartal III-2016, Samsung selalu merajai pangsa pasar Indonesia dengan tren yang meningkat. Selain Samsung, ASUS juga berhasil mengambil tempat pada pasar Indonesia dengan menempati posisi kedua pada kuartal IV-2014 hingga kuartal IV-2015. Namun, sejak awal 2016, posisinya digeser oleh Oppo, membuatnya jadi jenama kedua paling laris di Indonesia setelah Samsung.

Baca juga: Samsung Kuasai Penjualan Smartphone Global di Awal 2017

Apa yang terjadi di India jadi pelajaran bagi para penguasa pasar ponsel pintar, termasuk di Indonesia. Perlahan tapi pasti merek ponsel Cina mampu mencuri pasar dari pemain lama dengan promosi besar-besaran. Apa yang terjadi di India jadi keniscayaan di Indonesia.

Baca juga artikel terkait PONSEL CINA atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Teknologi
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Suhendra