tirto.id - Terjadi bentrokan antara polisi Turki dan gendarmeri di Bandar Udara Sabiha Gokcen di Istanbul pada Minggu (17/7/2016), berdasarkan laporan media Turki.
Akibat bentrokan tersebut, pihak berwenang memerintahkan penahanan semua staf gendarmeri, dalam harian Milliyet, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin (18/7/2016) pagi.
Harian Milliyet menyebutkan, bentrokan pecah ketika polisi berusaha menahan komandan gendarmeri sehubungan dengan upaya kudeta oleh sebagian personel militer pada Jumat malam.
Unit gendarmerir, yang bertugas menjaga keamanan terminal internasional bandar udara tersebut, memiliki 50 sampai 60 anggota, demikan pemaparan dalam laporan itu.
CNN Turk melaporkan, bentrokan berakhir dengan penahanan komandan gendarmeri oleh polisi.
Manajemen bandar udara men-tweet,"Tak ada masalah di terminal kami, penerbangan berlanjut."
Adapun sebanyak 3000 prajurit dan pejabat Turki telah ditahan berkaitan dengan kudeta gagal tersebut, yang menewaskan tak kurang dari 161 orang.
Pihak berwenang Turki pada Sabtu juga memerintahkan penangkapan 2745 hakim dan jaksa terkait upaya kudeta oleh militer pada Jumat, kata NTV.
Sementara itu, pemerintah sedang melancarkan tindakan keras terhadap orang yang dicurigai sebagai pengikut Fethullah Gulen, ulama yang bermukim di Amerika Serikat.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, para pengikut Gulen adalah pihak yang berada di balik upaya kudeta pada Jumat malam itu bertujuan mendepaknya dari kursi kepemimpinan.
Erdogan mengatakan bahwa tokoh itu, yang mengasingkan diri di Amerika Serikat, berupaya membangun sebuah "struktur paralel" di kalangan lembaga peradilan dan militer untuk menggulingkan pemerintahan.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Sabtu ia telah menejelaskan dalam pembicaraan lewat telepon dengan timpalannya dari Amerika Serikat John Kerry bahwa para pengikut Gulen berada di belakang usaha kudeta gagal tersebut.
Namun, Cavusoglu tidak membahas langsung kemungkinan ekstradisi ulama itu.
Satu faksi dalam Angkatan Bersenjata, yang dipandang pemerintah setia kepada Gulen, berusaha merebut kekuasaan dengan menggunakan tank dan helikopter serang. Beberapa personel militer menyerang markas intelejen Turki dan parlemen Ankara, Ibu Kota Turki, dan yang lain menguasai sebuah jembatan utama di Istanbul.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari