Menuju konten utama

Polisi Klaim Korban Demo Akbar Alamsyah Luka Bukan Akibat Kekerasan

Polisi mengklaim Akbar Alamsyah mengalami luka-luka karena terjatuh saat melompat pagar.

Polisi Klaim Korban Demo Akbar Alamsyah Luka Bukan Akibat Kekerasan
Hingga malam hari ribuan Mahasiswa masih bertahan di pintu tol Senayan saat bentrok dengan aparat Kepolisian dalam sebuah aksi protes #ReformasiDikorupsi di depan Gedung DPR MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/19). Aksi unjuk rasa tersebut menuntut penolakan pengesahan RKUHP dan berbagai RUU yang dinilai kontroversial dan melemahkan demokrasi dan pemberantasan korupsi. tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Polisi menyatakan telah melakukan penyelidikan terhadap Akbar Alamsyah, korban hilang saat aksi di depan Gedung DPR pada 25 September lalu yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan pihaknya telah mendapatkan keterangan dari saksi mata.

"Bahwa saat yang bersangkutan [Akbar] sedang berupaya untuk menghindari aksi kerusuhan, itu melompati pagar di depan gedung DPR saat itu. Kita sudah temukan saksi bahwa yang bersangkutan jatuh pada saat melompati pagar tersebut," ujarnya saat di Hotel Amaroossa Hotel Cosmo Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Sehingga polisi mengklaim yang mengakibatkan Akbar masuk rumah sakit hingga koma beberapa hari karena melompat pagar. Bukan karena kekerasan dari aparat kepolisian yang saat itu tengah bentrok dengan demonstran.

"Jadi sementara dugaannya bahwa yang bersangkutan [Akbar] luka bukan akibat kekerasan, karena adanya insiden itu [Lompat dari pagar DPR]" klaim dia.

Lebih lanjut, ia menerangkan hingga saat ini pihaknya masih terus bekerja mencari tahu apa yang menyebabkan Akbar hingga mengalami koma.

"Beberapa komponen tim ini nanti kita akan melihat seperti apa hasilnya," pungkasnya.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyebutkan sebanyak 73 mahasiswa hilang atau belum kembali dari aksi 'Reformasi Dikorupsi' pada Selasa (24/09/2019).Jumlah mahasiswa yang hilang tersebut berasal dari laporan sejumlah kampus.

"Dari berbagai kampus itu mengadu, menyampaikan informasi mengenai kawan-kawannya yang belum kembali dan kemungkinan besar ditangkap kepolisian," kata Direktur LBH Jakarta Arif Maulana di kantornya pada Rabu (25/9/2019).

Arif merinci mahasiswa yang hilang itu di antaranya 54 mahasiswa dari Universitas Singaperbangsa Karawang.

Lalu, enam mahasiswa Universitas Jenderal Ahmad Yani, empat mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, dua mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, lima mahasiswa Universitas Yarsi, dan dua mahasiswa Universitas Padjajaran.

"Unpad, 2 orang ditangkap ketika sedang di McD," kata Arif. Selain laporan mahasiswa hilang, LBH Jakarta juga mendapatkan aduan soal lima orang warga yang dipukuli aparat, dan dibawa ke kantor polisi.

Baca juga artikel terkait DEMO MAHASISWA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi