tirto.id - Jajaran Polda Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan soal aksi ‘Bela Kalimat Tauhid’ yang direncanakan berlangsung besok.
“Surat pemberitahuan sudah kami terima, besok pukul 13.00 WIB, sasarannya di Kemenkopolhukam. Titik kumpul di Patung Kuda dan sekitar 1000 orang yang akan melaksanakan kegiatan tersebut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di kantornya, Kamis (25/10/2018).
Untuk jumlah personel kepolisian yang akan bertugas di lokasi, lanjut Argo, masih dalam tahap penyusunan. Aksi ini direncanakan ada long march dari Masjid Istiqlal menuju Patung Kuda dan berhenti di Kemenkopolhukam.
Pada gambar yang beredar di grup sosial media perihal aksi tersebut, kegiatan itu memiliki jargon ‘Ayo bela Islam, ayo bela kalimat Tauhid, ayo bubarkan penista agama’.
Akibat bendera bertuliskan kalimat tauhid yang disinyalir milik ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibakar saat perayaan Hari Santri Nasional di lapangan alun-alun Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut Senin (22/10/2018), banyak bermunculan respons masyarakat dari peristiwa tersebut. Pembakaran itu diduga dilakukan oleh anggota Banser Nahdlatul Ulama (NU).
Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas mengungkapkan Banser NU melakukan pembakaran terhadap bendera berkalimat tauhid bukan bendera organisasi massa terlarang HTI. Hal ini disampaikan pada Selasa (23/10/2018) di kantor pengurus pusat MUI, Jakarta. Menurutnya kalimat tauhid adalah milik umat Islam sedunia dan tidak sepatutnya diidentikan dengan kelompok tertentu.
"Perspektif MUI tidak ada tulisan HTI. Kami menganggap itu kalimat tauhid kok. Dalam sejarah ada versi putih dan hitam latarnya. Mestinya ini enggak dijadikan satu kelompok tertentu karena ini milik umat Islam sedunia," jelas Yunahar.
Selain itu, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan akibat peristiwa pembakaran bendera yang mirip dengan HTI.
"Saya Ketua Umum GP Ansor atas nama organisasi dan seluruh kader meminta maaf kepada seluruh masyarakat jika apa yang dilakukan oleh kader-kader kami yang ada di Garut ini menimbulkan kegaduhan dan ketidaknyaman. Kita minta maaf atas kegaduhan itu, bukan pembakaran bendera HTI,” tegas Yaqut.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yandri Daniel Damaledo