tirto.id -
Peresmian dimulainya pembangunan itu ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Rabu (19/12/2018).
Turut hadir dalam acara tersebut yakni Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr; Duta besar Jepang Masafumi Ishii; Duta Besar Korea, Kim Chang Beom; Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari; serta dihadiri Direksi dan Komisaris Pertamina dan PLN.
Nicke Widyawati mengatakan, proyek bernilai investasi Rp26 triliun itu merupakan bagian dari komitmen dan kolaborasi BUMN besar Indonesia yakni Pertamina dan PLN.
"Tujuannya untuk memberikan solusi LNG to Power guna menghasilkan energi bersih dan terjangkau dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Nicke dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Kamis (20/12/2018).
Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power --merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI)-- anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
Sementara untuk pembangunan konstruksi dipercayakan kepada General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo), termasuk pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.
Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan, p
embangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 yang ditargetkan selesai September 2021 ini merupakan bagian dari Program 35.000 Mega Watt (MW).Selain itu, proyek tersebut juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di mana pada akhir kontrak, FSRU akan diambil alih oleh PLN.
"Pasokan akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN. Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Dengan tarif yang efisien, PLN berpotensi menghemat sebesar Rp43 triliun," ungkapnya.
Presiden Direktur Pertamina Power Indonesia (PPI) Ginanjar mengatakan peletakan batu pertama pembangunan proyek infrastruktur gas dan pembangkit listrik terintegrasi Jawa-1 ini menandai dimulai tahap II.
Pembangunan pembangkit listrik ini dinilai bakal menciptakan multiplier effect bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya.
Salah satunya, kata Gianjar, adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4.600 orang pada masa konstruksi dan +/-200 orang pada masa operasi.
Dalam proyek ini, GE menyediakan turbin gas paling efisien dengan tingkat emisi terendah 9HA.02, serta layanan pemeliharaan jangka panjang yang meliputi digital solutions, commissioning and installation, parts, field and repair services.
Samsung, yang terlibat dalam pembangunan konstruksi, akan menyediakan pekerjaan konstruksi dan peralatan balance of plant untuk pembangkit listrik. Sementara Meindo akan menyediakan semua pekerjaan laut termasuk jetty, pipa gas, dan pipa air pendingin.
Konsorsium PT Jawa Satu Power juga menunjuk Samsung Heavy Industries untuk membangun FSRU. Proyek ini dibiayai oleh konsorsium yang terdiri dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) and Nippon Export and Investment Insurance Co, Ltd (NEXI), Asian Development Bank (ADB).
Selain itu, ada pula institusi perbankan komersial antara lain Mizuho Bank Ltd, MUFG Bank Ltd, Oversea-Chinese Banking Cooperation Ltd, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Societe Generale dengan skema pendanaan non-recourse project financing, dimana pembayaran pinjaman murni bersumber dari proyek itu sendiri.
"Secara keseluruhan, proyek ini melibatkan lebih dari 20 perusahaan domestik dan internasional," kata Gianjar.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri