tirto.id - Wakil Menteri Agama, Romo H. R. Muhammad Syafi'i, memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto dan satuan kerja Polri atas keberhasilan menyelenggarakan pesta demokrasi, Pilpres dan Pileg, dengan aman dan damai.
Menurut dia, ketenangan di tengah kemelut kontestasi politik ini dapat tercapai atas kapabilitas berbagai pihak dalam mengawal dan menciptakan iklim yang kondusif. Dalam hal ini, Romo Syafii menyebut Operasi Cooling System Polri sebagai kunci keberhasilan tersebut.
"Kita bersyukur Cooling System Polri efektif di lapangan," kata Romo Syafii dalam dialog publik 'Strategi Polri dalam Mengimplementasikan Cooling System Guna Menjaga Stabilitas Sosial Pasca Pemilukada 2024', Selasa (10/12).
Romo Syafii menambahkan, keberhasilan ini tidak lepas dari gestur politik Presiden Prabowo Subianto yang dapat menerima perbedaan dalam Pemilu. Dirinya menyanjung Prabowo yang menunjukkan sikap persatuan dengan menggandeng lawan politik dalam pemerintahannya.
"Ini dulu juga dilakukan di AS oleh Presiden Roosevelt dan China. Bahkan masa pemerintahan usai meninggalnya Khalifah Ali," ungkap Syafii.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala Operasi Cooling System Nusantara, Brigjen Yuyun Yudantara, menyampaikan bahwa tantangan utama dalam pengawalan Pemilu pada tahun 2024 adalah masalah polarisasi masyarakat. Karena itu, Operasi Cooling System Nusantara diterapkan dengan membentuk satuan tugas yang bekerja dengan pendekatan humanis dan persuasif.
"Kami arahkan pilihan politik boleh berbeda, tetapi yang penting harus aman dan damai," kata Yuyun.
Ketua PGI, Pdt. Jacklevyn Manuputty, mengamini keterangan Brigjen Yuyun. Menurutnya, Operasi Cooling System memang berhasil mencegah polarisasi di masyarakat.
"Gereja mendukung operasi ini dengan memberikan petunjuk langkah-langkah kebiasaan yang disebarkan melakui para pendeta," tutur Pdt. Jacklevyn.
Terlepas dari urusan Pemilukada, pakar komunikasi Devie Rahmawati meminta Polri dan tokoh agama untuk terus mengikuti perkembangan media sosial dengan cermat. Hal ini disebabkan perlu ada pemantauan atas potensi memecah belah bangsa melalui media sosial.
"Waspadai ini karena jumlah telepon seluler di tanah air melebihi jumlah penduduk, sementara penduduk didominasi generasi milenial," pesan Devie.
Dialog publik 'Strategi Polri dalam Mengimplementasikan Cooling System Guna Menjaga Stabilitas Sosial Pasca Pemilukada 2024' diselenggarakan oleh Divisi Humas Polri bekerja sama dengan Pertamina dalam format webinar. Sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa, serta jajaran kepolisian di Polda dan Polres seluruh Indonesia menghadiri dialog tersebut sebagai peserta.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis