tirto.id - PT Pertamina Patra Niaga melakukan inovasi dan meningkatkan layanan pelayanan kebutuhan Avtur di bandara-bandara tanah melalui digitalisasi proses refuelling (pengisian ulang bahan bakar). Pertamina berharap dengan adanya hal itu pencatatan, penjadwalan hingga verifikasi volume bisa tercatat baik.
"Sebelumnya refuelling ini dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan, penjadwalan, dan verifikasi volume pengisian Avtur, jadi memungkinkan adanya potensi human error. Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling,” kata Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dikutip dari Antara, Kamis (8/12/2022).
Dia menjelaskan saat ini Pertamina Patra Niaga resmi mengoperasikan dan memperbanyak Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) yang mengimplementasikan sistem digitalisasi DGO (Digital Ground Operation). Kemudian PADMA (Pertamina Aviation Fuel Delivery Management ) guna mendukung proses pengisian ulang.
Sistem DGO akan mulai diimplementasikan di 3 DPPU yakni Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya. Sedangkan untuk PADMA akan mulai digunakan di 5 DPPU. Yaitu Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Supadio Pontianak, dan Minangkabau Padang.
"Implementasi DGO dan PADMA pada bandara-bandara ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai mengingat 78 persen volume penyaluran Avtur Pertamina dilakukan di total 10 bandara ini. Jadi kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik," bebernya.
Secara umum tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan PADMA. DGO saat ini memiliki 23 fitur yang terintegrasi mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real time, proses verifikasi, dan pembayaran, proses laporan, serta data pelanggan.
Sementara itu, untuk PADMA, merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO.
"Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi, PADMA masih ada perlu input data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, kedepan PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya, setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap,” pungkasnya.
Editor: Intan Umbari Prihatin