tirto.id - Pelatih Persita Tangerang, Wiganda Saputra angkat bicara terkait kegagalan timnya promosi ke Liga 1 musim depan. Persita sebenarnya punya kans naik divisi, namun tidak mampu memanfaatkannya lantaran kalah dari Kalteng Putra dalam laga perebutan peringkat tiga Liga 2 2018 di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (4/12/2018).
Saat konferensi pers pascalaga, Wiganda menyayangkan sikap suporter Persita yang masuk ke area lapangan dan mengganggu jalannya pertandingan. Tindakan ini membuat wasit sempat menghentikan pertandingan saat waktu menunjukkan menit 57. Penghentian ini disebut-sebut Wiganda mempengaruhi performa anak asuhnya yang sedang tertinggal dua gol dan punya momentum untuk mengejar.
"Sangat disayangkan sekali ketika suporter masuk, ini kerugian buat Persita. Tapi kalau saya pikir mereka ingin sekali melihat Persita lolos Liga 1, sehingga mungkin emosinya tidak terbendung dan terjadi hal yang tidak kami inginkan. Sebenarnya tadi masih bisa memanfaatkan waktu yang ada, ternyata terlalu emosi, jadi susah diredam," ujar Wiganda.
Pada pertandingan itu Persita gagal mengejar ketertinggalan dua gol yang mereka alami sejak babak pertama. Kalteng Putra pun akhirnya berhak keluar sebagai pemenang dengan skor 0-2 dan promosi ke Liga 1 2019.
Tak cuma menyayangkan tindakan suporter, Wiganda juga menyinggung kepemimpinan wasit Noveri Ikhsan. Menurutnya, ada dua handsball pemain Kalteng Putra yang seharusnya berujung penalti untuk timnya. Keputusan wasit tak menunjuk titik putih pun dianggap Wiganda mengubur harapan Persita untuk menyamakan kedudukan.
"Apapun itu, tetap saya hormati keputusan wasit. Hanya sayangnya dua handsball itu seharusnya milik kami, sehingga kami bisa menyamakan kedudukan," tandasnya.
Kompetisi Liga 2 2018 telah berakhir. Terlepas dari kegagalan Persita jadi tim peringkat tiga, PSS Sleman keluar sebagai juara, sementara Semen Padang jadi runner-up. Artinya PSS, Semen Padang, dan Kalteng Putra jadi tiga tim yang dipastikan promosi ke Liga 1 musim depan.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan