Menuju konten utama

Pergerakan Arus Mudik Lebaran 2025 Sudah Capai 30 Persen

Pengukuran volume lalu lintas kendaraan di jalan arteri maupun di jalan tol dapat terpantau melalui Pusat Informasi Transportasi (Pusintrans).

Pergerakan Arus Mudik Lebaran 2025 Sudah Capai 30 Persen
Petugas menghitung secara manual kendaraan yang melintas di jalur Pantura Lohbener, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (4/4/2024). Dinas Perhubungan Indramayu mencatat volume kendaraan mudik yang melintas di jalur Pantura pada H-6 mulai mengalami peningkatan dengan rata-rata 1.200 kendaraan per jam. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/YU

tirto.id - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, mengatakan hingga saat ini, pergerakan arus mudik Lebaran 2025 telah mencapai 30 persen. Hal ini ditemukan saat dirinya bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, memantau arus mudik di sejumlah kamera pengawas atau CCTV.

Adapun pemantauan tersebut dilakukan melalui Pusat Informasi Transportasi (Pusintrans) dan Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Kemenhub di Kantor Pusat Kemenhub, Selasa (25/3/2025).

“Untuk arus mudik melalui jalur darat, kami mendapatkan informasi sudah mencapai kenaikan 30 persen dari pergerakan normal harian. Kami memantau ketat arus mudik melalui darat ini,” jelas Menhub Dudy dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (26/3/2025).

Sementara, lanjutnya, pergerakan untuk arus mudik melalui jalur udara, laut, dan kereta dinilai terukur sesuai kapasitas moda transportasi.

Melalui pantauan di Pusintrans, Dudi dan Pratikno melihat pergerakan para pemudik di kawasan Pelabuhan Merak dan Bakauheni, arus tol di kawasan Jabodetabek, serta sejumlah stasiun kereta.

Dudy menyampaikan, pemantauan dilakukan melalui CCTV yang tersebar di berbagai titik dan bisa diakses melalui Pusintrans. Selain itu, Kemenhub juga menyiapkan drone untuk menambah akses pantauan.

Melalui Pusintrans, kata Dudy, pengukuran volume lalu lintas kendaraan di jalan arteri maupun di jalan tol dapat terpantau. Dengan begitu, Kemenhub bekerja sama dengan Kepolisian dapat berkoordinasi dalam mengambil langkah antisipatif yang dibutuhkan.

“Dari sini dapat terlihat parameternya, kapan dibutuhkan rekayasa contraflow satu lajur, dua lajur, atau kapan dibutuhkannya rekayasa one way,” tutur Dudy.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2025 atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto