Menuju konten utama

Pergantian Ketua Umum Tak Pengaruhi Dukungan Golkar ke Jokowi

Elite Golkar memastikan pergantian ketua umum tidak akan mempengaruhi dukungan kepada Jokowi dalam Pilpres mendatang.

Pergantian Ketua Umum Tak Pengaruhi Dukungan Golkar ke Jokowi
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono (kedua kanan) memotong tumpeng disaksikan Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kanan), Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kedua kiri) dan Wakil Ketua MPR Mahyudin (kiri) saat Syukuran Ulang Tahun ke 68 Agung Laksono di Jakarta, Minggu (26/3). Acara syukuran tersebut dihadiri sejumlah tokoh politik diantaranya Ketua Umum DPP PPP Djan Faridz. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa.

tirto.id -

Sejumlah elite Partai Golkar menyatakan pergantian ketua umum tak mempengaruhi dukungan partai berlambang beringin ini Jokowi sebagai Capres 2019.
Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono menyatakan ketua umum baru Golkar tidak berhak melakukan evaluasi kepada keputusan partai yang sudah final. "Kalau yang belum final bisa, tapi keputusan dukung Jokowi kan sudah final," kata Agung di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Meskipun demikian, kata Agung, ketua dan sekjen definitif bisa menentukan rekomendasi dukungan untuk capres melalui Munas. "Saya juga akan minta kepada ketua umum dan sekjen baru nanti supaya tidak ada (perubahan dukungan ke Jokowi)," ujar dia.
Lantaran itu, Agung menilai, dukungan Golkar ke Jokowi juga sudah tepat, mengingat elektabilitas dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi baik. Ia juga menilai Jokowi sebagai sosok yang bersih dari korupsi.

Ketua Bapilu Golkar Wilayah Indonesia I, Nusron Wahid menilai hal serupa. Menurutnya, manuver untuk mengubah arah dukungan Golkar di Pilpres 2019 pasti ada, tapi ia akan melawan manuver itu. "Ya kita lawan manuvernya. Tinggal kita lihat saja," kata Nusron di kantor DPP Golkar Jakarta, Senin ini.

Namun, berbeda dengan Agung, Nusron menyatakan dukungan ke Jokowi merupakan bagian dari kriteria yang harus dimiliki oleh ketua umum Golkar baru nantinya.
Ia pun secara terang menyebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebagai sosok yang memenuhi kriteria tersebut. "Pak Airlangga punya peluang. Apalagi orangnya bagus. Sudah ketemu presiden. Jawani. Kalem. Tapi ini kan masih proses. Kita tunggu besok," kata Nusron.
Kriteria Nusron ini pun sama dengan Wasekjen Golkar TB Ace Hasan Syadzili dan Mantan Korbid Polhukam Golkar Yorrys Raweyai. Keduanya menilai ketua umum Golkar yang baru mesti berkomitmen mendukung Jokowi sebagai Capres di 2019 nanti.
"Kalau bukan Pak Jokowi siapa lagi? Mayoritas pengurus di internal (Golkar) juga saya pikir mendukung Pak Jokowi. Ada juga yang enggak, tapi biar," kata Ace pada Tirto, (20/11).
Ace pun meyakini tidak akan ada manuver dari Jusuf Kalla untuk mempengaruhi dukungan Golkar di 2019 setelah pergantian ketua umum. "Enggak mungkin. Pak JK kan wapresnya Pak Jokowi," kata Ace.
Sementara itu, seperti halnya Nusron, Yorrys juga menyebut nama Airlangga sebagai yang paling layak menjadi ketua umum baru Golkar dengan posisinya sebagai menteri di kabinet Jokowi-JK.
"Airlangga memang yang paling pas," kata Yorrys.
Berbeda dengan sejumlah elite Golkar tersebut, Ketua Harian Golkar Nurdin Halid dan Sekjen Golkar Idrus Marham tidak berkomentar mengenai dukungan pada Jokowi di 2019 setelah adanya pergantian ketua umum Golkar nanti.
Adapun dukungan Golkar pada Jokowi dideklarasikan pada Rapimnas Golkar 2016 lalu setelah mendapat kesepakatan dari DPD I Golkar dan Dewan Pembina Golkar. Saat itu Yorrys yang masih menjabat sebagai Korbid Polhukam Golkar membacakan deklarasi tersebut.

Baca juga artikel terkait MUNASLUB PARTAI GOLKAR atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Agung DH