Menuju konten utama
Bedanya kista dan miom

Perbedaan Kista dan Miom, Cara Mendeteksi, Lebih Bahaya Mana?

Perbedaan kista dan miom mencakup lokasi tumbuh, ukuran, sifat kelainan, dan penyebab. Lantas, lebih bahaya mana kista atau miom?

Perbedaan Kista dan Miom, Cara Mendeteksi, Lebih Bahaya Mana?
Ilustrasi kista ovarium. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Perbedaan kista dan miom terletak pada lokasi tumbuh, masa kemunculan, sifat kelainan, ukuran, penyebab. Cara mendeteksi keduanya bisa dilakukan dengan mencermati gejala. Lantas, lebih bahaya mana, miom atau kista?

Kista cenderung lebih berbahaya dibanding miom alias mioma uteri. Dalam beberapa keadaan, kista, yang dikategorikan sebagai tumor jinak, berpotensi berkembang menjadi tumor ganas. Sementara itu, miom tidak identik dengan penyebab pertumbuhan kanker.

Dalam kasus lain, yang dilaporkan dalam penelitian Jenn-Jhy Tseng, dkk. berjudul "Prior Uterine Myoma and Risk of Ovarian Cancer: a Population-based Case-control Study (2019)", menyebutkan hasil sedikit berbeda.

Para peneliti menemukan bahwa diagnosis mioma uteri alias fibroid rahim berkaitan dengan peningkatan risiko keganasan kanker ovarium dan uterus. Seorang wanita yang telah mengidap mioma uteri sebelumnya punya risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.

Walakin, tidak bisa disimpulkan bahwa kanker yang muncul tersebut merupakan hasil dari perkembangan mioma uteri.

Tindakan pencegahannya juga telah terukur. Pasien dengan riwayat mioma uteri yang telah menjalani prosedur bedah histerektomi atau miomektomi punya risiko kanker ovarium yang menurun signifikan. Persentasenya bisa mencapai 67 persen.

Perbedaan Kista dan Miom

Beda kista dan miom dapat terlihat jelas pada bentuk kelainannya. Miom, biasanya disebut mioma uteri atau fibroid rahim, merupakan tumor jinak yang tumbuh di jaringan ikat atau otot rahim. Kelainan ini tidak bersifat kanker.

Sementara itu, kista ovarium adalah kantong atau benjolan berisi cairan, udara, atau bahan lain yang berkembang sebagai bagian dari folikel yang terbentuk di ovarium.

Kista juga tidak bisa disamakan dengan tumor. Perbedaan antara keduanya terletak pada penyebabnya.

Kista berkembang karena iritasi dan infeksi penyumbatan saluran folikel sedangkan penyebab tumor adalah pertumbuhan sel yang abnormal.

Namun, pembahasan kali ini akan lebih fokus terhadap bedanya kista dan miom. Berikut ini penjelasannya.

1. Lokasi Pertumbuhan

Lokasi tumbuhnya miom dan kista bisa menjadi aspek perbedaan yang paling umum. Sesuai namanya, fibroid rahim tumbuh di rahim sedangkan kista berkembang di ovarium.

Kista berkembang dari pertumbuhan jaringan yang membentuk kantong berisi cairan atau bahan lainnya. Sementara itu, mioma adalah tumor jinak yang mengandung otot di lapisan rahim, dan dapat berkembang di dalam atau luar dinding rahim.

2. Masa Kemunculannya

Kista ovarium banyak ditemukan pada wanita dengan usia 20-40 tahun. Sementara itu, miom kerap dialami oleh wanita berusia 40-50 tahun.

3. Ukuran

Kista ovarium dapat tumbuh dengan diameter 1 sampai 10 sentimeter atau lebih. Dalam beberapa kasus, kista ovarium tumbuh lebih lambat, sekitar 1 milimeter per tahun, terutama pada wanita yang telah mengalami menopause.

Sementara itu, miom memiliki ukuran bervariasi, mulai dari seukuran biji apel hingga jeruk bali. Dalam keadaan tertentu, misalnya saat hamil, miom bisa tumbuh lebih cepat. Pada wanita yang mengalami menopause, ukuran miom justru mengecil.

4. Sifat kelainan

Miom termasuk kelompok tumor jinak yang jarang menjadi kanker ganas. Namun, berdasarkan penelitian Jenn-Jhy Tseng, dkk. yang diterbitkan di National Center for Biotechnology Information, kasus kanker lebih tinggi dialami pada pasien yang sebelumnya pernah didiagnosis mioma uteri.

Di sisi lain, kista bukan merupakan tumor. Namun, jika dialami oleh wanita menopause, hal itu justru berpotensi menjadi kanker ganas.

5. Penyebab kista dan miom

Penyebab kista dan miom sama-sama belum diketahui secara pasti. Dugaan kuatnya, miom diakibatkan faktor hormonal. Pertumbuhannya menyebabkan beberapa keluhan seperti nyeri di kaki bagian belakang, nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual, serta perut membesar saat haid.

Sementara itu, dugaan penyebab kista ovarium salah satunya karena faktor hormonal seperti infeksi, kelainan perkembangan embrio, cacat pada sel, kondisi inflamasi kronik, hingga penyumbatan pada tubuh. Faktor lain yang memengaruhi tumbuhnya kista ovarium berhubungan dengan:

  • Mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang berserat
  • Zat tambahan pada makanan
  • Kurang berolahraga
  • Merokok
  • Mengonsumsi alkohol
  • Zat polutan dari udara dan agen infeksius seperti bakteri, virus, dan jamur

Cara Mendeteksi Miom dan Kista

Cara mendeteksi miom dan kista secara pasti bisa dilakukan dengan memeriksakannya ke dokter. Mereka bisa mengecek kondisi kesehatan rahim Anda, dan melakukan diagnosis secara tepat terkait miom dan kista.

Namun, ada beberapa gejala yang bisa dicermati. Sebab, gejala antara miom dan kista cenderung berbeda.

Dilansir situs resmi Cleveland Clinic, simtom pada perempuan yang mengalami miom meliputi: pendarahan berlebihan saat haid, kembung, sering buang air kecil, nyeri punggung bawah dan saat berhubungan seks, sembelit, keputihan jangka panjang, serta perut membesar.

Namun, di antara kedua kelainan tersebut terdapat gejala yang mirip yakni nyeri ketika berhubungan seks.

Selain nyeri saat berhubungan seksual, gejala kista secara umum mencakup nyeri gerakan usus, pusing, pingsan, sakit perut parah, muntah, serta demam disertai sakit.

Apakah Miom dan Kista Menyebabkan Susah Hamil?

Miom biasanya tidak mengganggu kehamilan sehingga memungkinkan penderitanya tetap bisa hamil dan memiliki anak.

Namun, ada jenis miom yang berisiko terhadap ketidaksuburan perempuan atau bahkan keguguran, yakni miom submukosa. Jenis miom ini biasanya tumbuh di bawah lapisan dalam rahim.

Miom juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan tertentu seperti solusio plasenta, hambatan pertumbuhan janin, dan kelahiran prematur.

Sementara itu, pengaruh kista terhadap kesuburan perempuan juga bergantung pada jenisnya. Salah satu yang berpotensi menyebabkan wanita tidak subur adalah kista yang disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan endometriosis.

Meski begitu, penderita kista PCOS maupun endometriosis tetap bisa hamil dengan beberapa pengobatan atau dengan menjaga kesehatan.

Perempuan dengan kista ovarium yang menyebabkannya tidak subur juga bisa diatasi dengan operasi kecil seperti laparoskopi. Program bayi tabung (in vitro fertilization/IVF) juga bisa menjadi alternatif.

Baca juga artikel terkait NEW TIMELESS atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin