tirto.id - Desa dan kota merupakan dua wilayah yang memiliki peran penting dalam perkembangan sosial maupun ekonomi suatu negara. Perbedaan antara desa dan kota bisa diidentifikasi secara sosial, fisik, dan geografi.
Perbedaan antara desa dan kota dari segi sosial tentunya bisa dilihat dari kehidupan sosial dan kemasyarakatan di masing-masing wilayah. Lalu, perbedaan secara fisik bisa dilihat dari ukuran, bentuk bangunan, hingga keberadaan ruang terbuka.
Sementara itu, perbedaan desa dan kota secara geografi bisa diidentifikasi lewat aspek tata letak, aksesibilitas, hingga populasi.
Namun sebelum mengenal perbedaan antara desa dan kota, ada baiknya memahami definisi keduanya terlebih dahulu.
Menurut Endah dalam Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan (2020), desa atau pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian.
Kegiatan utama itu mencakup pengelolaan sumber daya alam, pemukimaan perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Di sisi lain, kota atau perkotaan adalah kumpulan pusat-pusat pemukiman yang berperan sebagai wilayah pengembangan dan/atau wilayah nasional.
Perbedaan Desa dan Kota secara Sosial
Salah satu perbedaan desa dan kota yang paling terlihat adalah kehidupan sosial masyarakatnya. Eko Murdiyanto dalam Sosiologi Perdesaan (2020) menyebut bahwa kehidupan masyarakat desa masih erat kaitannya dengan kebudayaan tradisional.
Masyarakat desa masih memegang teguh adat istiadat dan norma-norma yang diturunkan antar generasi. Adat istiadat dan norma-norma inilah yang kemudian menjadi dasar masyarakat desa berkegiatan dan hukum di wilayah setempat.
Sementara itu, di kota adat kebudayaan tradisional dalam kehidupan sosial sudah mulai ditinggalkan. Masyarakat kota berpegang pada hukum yang lebih universal, seperti peraturan perundang-undangan.
Hal ini karena masyarakat di kota lebih heterogen dan berasal dari berbagai macam kebudayaan, sehingga sulit untuk menerapkan hukum adat yang berbeda-beda untuk setiap budaya.
Selain itu, perbedaan desa dan kota secara sosial juga bisa dilihat dari cara hidup masyarakat hingga pekerjaan utama masyarakatnya, seperti berikut:
1. Sistem sosial
- Desa: masih memegang teguh budaya tradisional.
- Kota: mulai meninggalkan kebudayaan tradisional dan beralih ke budaya modern.
- Desa: masih memberlakukan hukum adat disamping hukum negara.
- Kota: cenderung memberlakukan hukum negara.
- Desa: homogen.
- Kota: heterogen
- Desa: erat, kekeluargaan, dan masih menjunjung tinggi budaya gotong royong.
- Kota: cenderung lebih individualis, mandiri, dan menjunjung pola pikir materialis.
- Desa: mayoritas di sektor produksi primer, seperti petani, nelayan, dan peternak.
- Kota: dilakukan di sektor yang beragam hampir di semua bidang pekerjaan.
Perbedaan Desa dan Kota secara Fisik
Perbedaan desa dan kota juga bisa diidentifikasi secara fisik. Karakteristik fisik desa dan kota bisa dikenali lewat beberapa aspek.
Menurut Ahmed Fernanda Desky dalam Sosiologi Pedesaan dan Perkotaan (2022) perbedaan desa dan kota secara fisik bisa dilihat dari tata guna lahan, bentuk bangunan, hingga keberadaan ruang terbuka.
Seperti yang diketahui secara umum, tata guna lahan di pedesaan biasanya jauh lebih sederhana dibandingkan kota. Masyarakat desa cenderung masih memanfaatkan kearifan lokal dalam merencanakan penggunaan lahan di lingkungannya.
Sebaliknya, tata guna lahan di kota menggunakan pendekatan ekonomi. Artinya, kawasan di wilayah perkotaan dirancang untuk meningkatkan peluang dan keberlanjutan sektor ekonomi.
Selain itu, berikut ini perbedaan antara desa dan kota secara fisik:
1. Tata guna lahan
- Desa: berpedoman pada kearifan lokal.
- Kota: berpedoman pada pendekatan ekonomi.
- Desa: lebih sederhana, baik dari segi ketinggian, ukuran, denah, proporsi, bahan bangunan, hingga desain.
- Kota: memiliki desain, denah, dan bahan bangunan yang lebih kompleks, bangunan tinggi untuk memaksimalkan daya tampung di lahan sempit, dan skala proporsi lebih seimbang.
- Desa: belum lengkap atau tidak ada sama sekali.
- Kota: lengkap dan relatif beragam.
- Desa: luas dan banyak.
- Kota: sempit dan terbatas.
Perbedaan Desa dan Kota dalam Kajian Geografi
Tak hanya dilihat dari segi fisik dan sosial, desa dan kota juga bisa dibedakan dari segi kajian geografi.
Budi Handoyo dalam Geografi untuk SMA/MA Kelas XII (2022) dalam konteks kajian geografi, perbedaan desa dan kota bisa dilihat dari tata letak, populasi, hingga mobilitas masyarakatnya.
Berikut ini beberapa perbedaan desa dan kota dalam kajian geografi:
1. Aksesibilitas wilayah
- Desa: akses terbatas karena persebaran infrastruktur jalanan dan transportasi belum merata.
- Kota: bisa diakses dengan mudah dari berbagai wilayah.
- Desa: tidak terlalu padat penduduk.
- Kota: padat penduduk.
- Desa: rendah dan hanya disekitar wilayah desa atau regional.
- Kota: tinggi baik secara lokal, regional, nasional, bahkan internasional.
- Desa: sangat berpengaruh karena penduduknya masih menggantungkan hidup di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
- Kota: tidak terpengaruh secara langsung atau tidak terpengaruh sama sekali.
Perbedaan Desa dan Kota dalam Bentuk Tabel
Berdasarkan penjabaran di atas berikut ini Tirto menghimpun perbedaan antara desa dan kota dari aspek sosial, fisik, maupun geografi dalam bentuk tabel:
Perbedaan | Desa | Kota | |
Sosial | Sistem sosial | Memegang teguh budaya tradisional | Mulai meninggalkan kebudayaan tradisional dan beralih ke budaya modern. |
Hukum yang berlaku | Masih memberlakukan hukum adat disamping hukum negara | Cenderung meninggalkan hukum adat dan memberlakukan hukum negara | |
Kelompok masyarakatnya | Homogen | Heterogen | |
Hubungan antar masyarakat | Erat, kekeluargaan, dan masih menjunjung tinggi budaya gotong royong | Cenderung lebih individualis, mandiri, dan menjunjung pola pikir materialis | |
Pekerjaan utama masyarakat | Mayoritas di sektor produksi primer, seperti petani, nelayan, dan peternak | Dilakukan di sektor yang beragam hampir di semua bidang pekerjaan | |
Fisik | Tata guna lahan | Berpedoman pada kearifan lokal | Berpedoman pada pendekatan ekonomi |
Bentuk bangunan | Lebih sederhana, baik dari segi ketinggian, ukuran, denah, proporsi, bahan bangunan, hingga desain. | Memiliki desain, denah, dan bahan bangunan yang lebih kompleks, bangunan tinggi untuk memaksimalkan daya tampung di lahan sempit, dan skala proporsi lebih seimbang | |
Keberadaan infrastruktur | Belum lengkap atau tidak ada sama sekali | Lengkap dan relatif beragam | |
Keberadaan ruang terbuka | Luas dan banyak | Sempit dan terbatas | |
Kajian geografi | Aksesibilitas wilayah | Sulit dijangkau | Mudah dijangkau |
Populasi dan kepadatan penduduk | Tidak telalu padat penduduk | Padat penduduk | |
Mobilitas masyarakat | Rendah dan hanya disekitar wilayah desa atau regional | Tinggi baik secara lokal, regional, nasional, bahkan internasional | |
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan | Sangat berpengaruh karena penduduknya masih menggantungkan hidup di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan | Tidak terpengaruh secara langsung atau tidak terpengaruh sama sekali. |
Editor: Dhita Koesno