tirto.id - Pihak berwenang Ukraina mengaku menemukan situs pemakaman massal lebih dari 440 mayat di kota Izium. Wilayah ini sudah direbut kembali dari Rusia.
Seperti dikutip The Guardian dari Reuters, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyamakan penemuan mayat itu dengan situasi di Bucha pada awal perang.
“Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab,” katanya.
Sebuah laporan mengatakan, selama perang berlangsung, Ukraina kehilangan hampir 15 persen kapasitas penyimpanan biji-bijian sehingga mengancam peran negara itu sebagai pemasok makanan utama bagi dunia.
laporan itu mengatakan, para petani kehabisan ruang menyimpan hasil panen untuk pengiriman. Hal ini bisa menghambat penanaman untuk panen berikutnya, terutama gandum musim dingin.
Situasi Perang Rusia dan Ukraina
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova memperingatkan bahwa negaranya berhak mempertahankan wilayahnya "dengan segala cara."
Peringatan itu untuk merespons kemungkinan Washington memasok rudal jarak jauh ke Ukraina. Menurut dia, itu sama saja dengan melewati garis merah dan menjadikan Amerika Serikat sebagai pihak langsung dalam konflik.
Dalam jumpa pers pada hari Kamis, Zakharova menegaskan, dalam kasus ini, Rusia akan dipaksa untuk bereaksi "dengan tepat".
"Jika Washington memutuskan untuk memasok rudal jarak jauh ke Kyiv, itu akan melewati garis merah dan menjadi pihak langsung dalam konflik. Di bawah skenario seperti itu, kami akan dipaksa untuk merespons dengan tepat," katanya.
“Kemungkinan pasokan rudal ke rezim Kyiv identik dengan situasi di mana negara-negara Eropa menjadi tuan rumah rudal darat buatan AS," kata Zakharova menambahkan.
Menurut dia, hal itu "dilarang berdasarkan perjanjian tentang rudal jarak menengah dan jarak pendek, yang mampu mengenai sasaran di wilayah Rusia.”
Editor: Iswara N Raditya