Menuju konten utama

Penyebab Meningkatnya Kasus COVID-19 di Indonesia Menurut Wamenkes

Wamenkes memaparkan dua penyebab naiknya kasus COVID-19 di Indonesia setelah Lebaran.

Penyebab Meningkatnya Kasus COVID-19 di Indonesia Menurut Wamenkes
Petugas keamanan berjaga di depan gerbang masuk Perumahan Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/5/2021). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan ada beberapa variabel yang menyebabkan kasus COVID-19 di Indonesia makin meningkat, terutama sesudah libur Idulfitri 1442 H.

“Sesudah lebaran ini maka kita bisa lihat adanya external factor dan endogen factor,” katanya pada Konferensi Pers secara virtual, dikutip laman Kemenkes, Rabu (26/5/2021).

Dante menjelaskan eksogen (external factor) berkaitan dengan mobilitas penduduk yang ada. Mobilitas penduduk ini diperkirakan akan mencapai peningkatannya pada minggu ini.

Kasus COVID-19 per 23 Mei 2021 kasus aktif sebesar 5,2%, ada sedikit kenaikan dibandingkan Minggu lalu. Sementara angka kesembuhan mencapai 92% dan tingkat kematian 2,8%.

Kasus harian mengalami peningkatan yaitu kisaran 5.000 per hari yang sebelumnya sempat turun di 3.800 sampai 4.000 per hari.

“Kita bisa melihat bahwa pada 4 hari terakhir peningkatan kasus baru mencapai di atas 5 ribu. Ini menunjukkan bahwa mobilitas yang terjadi pasca lebaran dan Ramadhan itu sudah mulai terlihat tinggi. Ini kalkulasi prediksi yang kita lakukan mungkin peningkatan akan sampai pertengahan minggu yang akan datang,” ucap Dante.

Terkait faktor endogen, lanjut Dante, pihaknya sudah melakukan identifikasi beberapa mutasi virus baru yang dikenal sebagai variant of concern. varian ini mutasi yang berasal dari India, mutasi yang berasal dari Afrika, dan mutasi yang berasal dari Inggris.

Secara keseluruhan telah didapatkan 54 kasus yang menyebar. Sebanyak 35 kasus di antaranya adalah kasus yang berasal dari migran dari luar Indonesia. Sementara 19 kasus lainnya sudah ada di Indonesia.

“Jadi sudah ada kontak internal, sudah ada penyebaran secara internal dari variant of consern tersebut. Kombinasi antara faktor eksternal berupa mobilitas dan faktor endogen berupa mutasi dari virus menyebabkan kasus ini akan meningkat beberapa saat ke depan. Kita masih tetap harus menjaga protokol kesehatan,” tutur Dante.

Yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus 4 sampai 5 minggu ke depan. Sebagai contoh pada saat liburan Natal dan Tahun Baru, kasus tertinggi naik pada 5 Februari 2021.

Pemerintah mesti memonitor 4 sampai 5 minggu ke depan walaupun dalam satu minggu ini terlihat beberapa kasus ada kenaikan namun masih jauh lebih kecil dibandingkan liburan Natal dan Tahun Baru.

Berkenaan dengan hal tersebut pemerintah perlu menjaga supaya pencegahan penularan dan stabilitas ekonomi tetap berjalan dengan baik. maka pemerintah melakukan beberapa keseimbangan antara protokol kesehatan dan menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi.

Dante menegaskan vaksinasi COVID-19 terus dilaksanakan. Saat ini kondisi pasca lebaran cakupan vaksinasi akan dikejar bisa mencapai 1 juta per hari. Berbagai macam upaya dilakukan salah satunya adalah menyederhanakan meja vaksinasi yang sebelumnya 4 meja menjadi 2 meja.

Tak hanya itu, vaksinasi juga dilakukan dengan dorongan dari vaksinasi gotong royong yang sudah dimulai beberapa waktu lalu. Selanjutnya, pemerintah akan memulai tahap ketiga vaksinasi yaitu vaksinasi untuk masyarakat umum di daerah rentan. Dante optimis pandemi COVID-19 akan teratasi dengan baik.

Masyarakat pun diingatkan untuk #IngatPesanIbu dengan menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan menjaga jarak).

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya