tirto.id - Demo besar-besaran di Turki telah berlangsung selama enam hari, terhitung dari dimulainya demo pada Jumat, 21 Maret 2025 hingga saat ini. Apa yang menjadi penyebab demo di Turki? Dan bagaimana respon dari Presiden Turki, Erdogan? Simak selengkapnya di sini.
Demo besar di Turki dimulai pada Jumat, 21 Maret 2025 setelah Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu, 19 Maret 2025. Ekrem kemudian diamankan Kejaksaan Istanbul karena diduga telah terlibat dalam praktek korupsi, pemerasan, hingga tergabung dalam kelompok teroris, Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Penyebab Demo Besar-Besaran di Turki
Sekitar puluhan ribu orang memadati ibukota Turki, Istanbul untuk melakukan protes atas penangkapan Ekrem Imamoglu yang dianggap penangkapannya hanya karena Ekrem adalah lawan politik Erdogan. Ekrem adalah calon kandidat Presiden Turki dari Partai Rakyat Republik (CHP) untuk Pemilu 2028 mendatang.
Seperti diberitakan BBC, aksi demo di Turki ini dipicu karena Partai Rakyat Republik (CHP) menilai jika penangkapan terhadap Ekrem Imamoglu adalah "kudeta terhadap presiden kita berikutnya". CHP juga meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan sebagai bentuk protes terhadap pemerintahan Erdogan.
Para mahasiswa yang juga tidak setuju dengan penangkapan Ekrem mulai melakukan demo di kampus-kampus mereka di Istanbul. Demo kecil-kecil itu kemudian menyulut demo di kota-kota lain di Turki.
Meskipun demo berlangsung damai, ada kalanya terjadi bentrok dengan aparat yang mengamankan jalannya demo. Aparat tidak ragu untuk menembakkan meriam air dan gas air mata untuk meredam massa. Ribuan orang ada yang diamankan petugas sejak demo berlangsung.
Respons Erdogan Terhadap Demo Besar di Turki
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menganggap partai oposisi, CHP bertanggung jawab penuh pada demo yang terjadi di Turki. Erdogan menilai demo besar-besaran itu tidak akan terjadi jika Partai Rakyat Republik tidak memprovokasi massa.
Erdogan juga meminta masyarakat Turki yang tidak terpengaruh dengan adanya aksi demonstrasi untuk tetap tenang dan sabar.
"Orang-orang yang meneror jalanan kita dan ingin mengubah negara ini menjadi tempat kekacauan tidak memiliki tempat untuk lari. Jalan yang mereka pilih adalah jalan buntu." tegas Presiden 71 tahun itu dikutip laman Reuters (26/3).
Erdogan menjabat sebagai Presiden Turki ke-12 sejak terpilih pada 2014. Sebelum menjadi Presiden, Erdogan pernah menjabat sebagai Wali Kota Istanbul (27 Maret 1994 – 6 November 1998) dan juga Perdana Menteri Turki untuk periode 14 Maret 2003 hingga 28 August 2014.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra