Menuju konten utama

Penjaga Sungai Bengawan Solo: 16 Pompa Tak Mampu Hentikan Banjir

Banjir di Kota Solo, Jawa Tengah, terjadi akibat curah hujan tinggi dan luapan air Sungai Bengawan Solo.

Penjaga Sungai Bengawan Solo: 16 Pompa Tak Mampu Hentikan Banjir
Anggota Satgas Bencana Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Joko Widodo memantau ketinggian muka air di Pos Automatic Water Level Recorder (AWLR) Jurug Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2023). Keberadaan satgas tersebut untuk melaporkan secara berkala kondisi muka air dari hulu hingga hilir Sungai Bengawan Solo sebagai langkah antisipasi dan siaga bencana banjir. ANTARAFOTO/Maulana Surya/aww.

tirto.id - Penjaga Sungai Bengawan Solo, Joko Widodo menyebut banjir di Kota Solo, Jawa Tengah, terjadi akibat curah hujan tinggi. Hal itu diketahui berdasarkan alat pengukur curah hujan di Pos Pantau Jurug.

Joko mengatakan curah hujan di Solo mencapai 69 mm. Dalam definisi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) artinya hujan lebat.

“Sangat deras, sehingga air dari kota yang banyak sulit masuk ke sungai,” kata Joko lewat keterangan tertulis, Jum’at (17/2/2023).

Menurut Joko, debit air Sungai Bengawan Solo masih terhitung banyak. Pada Kamis (16/2/2023), debit air berada berada posisi Siaga Kuning selama kurang lebih 33 jam. Padahal, kata dia, normalnya hanya sekitar 2 sampai 3 jam.

Joko mengatakan petugas telah mengoperasikan sekitar 16 pompa air yang tersebar di seluruh wilayah Kota Solo.

“Karena curah hujan yang tinggi dan merata, air antre masuk ke sungai kesulitan. Dan mesin pompa tidak mampu mengimbangi debit air hujan yang mau masuk ke sungai,” kata Joko.

“Sampai ditambah dua mobil pompa. Dengan kerja keras petugas pompa alhasil genangan air di kota pun jauh berkurang, namun masih ada beberapa titik yang masih tergenang,” imbuhnya.

BPBD Surakarta melaporkan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo berdampak di wilayah Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo.

Sejumlah wilayah di Kota Solo yang terdampak banjir di antaranya Jagalan, Gandekan, Semanggi, Joyosuran, Sangkrah, Kedunglumbu, Tanjung Anom Kota, Kentingan, dan Ngoresan.

Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Sukoharjo, wilayah yang terdampak banjir meliputi Langenharjo (250 KK), Grogol (150 KK), Kadokan (170 KK), dan Telukan (145 KK) di Kecamatan Grogol, termasuk di Tegalmade (109 KK), Laban (380 KK), Gadingan (267 KK), Plumbon (57 KK) dan Palur (135 KK) di Kecamatan Mojolaban.

Baca juga artikel terkait BANJIR SOLO atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Gilang Ramadhan