Menuju konten utama

Banjir di Solo, Gibran Jadikan Sekolah dan Kelurahan Pengungsian

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka belum bisa menyebutkan jumlah warga yang mengungsi dan wilayah yang terdampak banjir.

Banjir di Solo, Gibran Jadikan Sekolah dan Kelurahan Pengungsian
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat ditemui reporter Tirto di ruang kerjanya pada Kamis (29/9/2022). tirto.id/M Irfan Al Amin

tirto.id - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan warga terdampak banjir di Solo, Jawa Tengah, mendapatkan lokasi pengungsian yang layak.

"Yang jelas sekolah dan kelurahan kami gunakan untuk pengungsian," kata Gibran usai Upacara Hari Jadi ke-278 Kota Solo di Solo Safari, Jumat (17/2/2023).

Terkait dengan warga terdampak banjir yang sempat mengungsi di pinggir jalan, dia mengatakan hal itu karena belum mendapatkan tempat untuk mengungsi.

"Tidak ada warga yang sakit atau mengalami kesusahan atau kesulitan selama masa bencana," klaimnya.

Meski begitu, Gibran belum bisa menyebutkan jumlah warga yang mengungsi dan wilayah yang terdampak banjir.

Gibran masih memantau kondisi banjir sejumlah titik di Solo, termasuk limpahan air Waduk Gajah Mungkur dari Kabupaten Wonogiri.

"Habis ini saya langsung muter ke beberapa lokasi. Yang jelas kami pastikan makanan dan obat-obatan tersedia. Mudah-mudahan siang ini surut," kata dia.

Gibran juga berupaya memastikan seluruh pompa air menyala sehingga air yang menggenangi permukiman dapat segera surut.

"Saya sudah komplain ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), ini nanti ditindaklanjuti. Yang jelas kalau misalnya dapat limpahan air dari Wonogiri hendaknya koordinasi. Kami antisipasi lagi," kata dia.

Dalam keterangan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta, Nico Agus Putranto melapokan lebih dari 10 ribu warga terdampak banjir di Solo yang terjadi sejak Kamis (16/2/2023) sore.

Nico mengatakan sebagian warga terdampak banjir sudah berada di pengungsian pada Kamis malam.

"Ada warga yang bertahan di rumah, ada yang di kantor kelurahan. [Warga] yang mengungsi ada warga dari 15 kelurahan," kata Nico dikutip dari Antara, Jumat (17/2/2023).

Nico mengatakan data tersebut masih bersifat sementara. Ia mencatat ketinggian air paling tinggi mencapai 1,5 meter.

"Banjir terjadi di 15 kelurahan, ketinggiannya sekitar satu sampai 1,5 meter," kata Nico.

Wilayah yang terdampak banjir di antaranya Kelurahan Jagalan, Gandekan, Semanggi, Joyosuran, Sangkrah, Kedunglumbu, dan Tanjung Anom kota.

Nico mengatakan dapur umum sudah disediakan di Kelurahan Jagalan yang diakomodasi langsung oleh Dinas Sosial Kota Surakarta.

"Untuk penyediaan logistik, ada yang mandiri juga di beberapa kelurahan. Kalau kami masih fokus di evakuasi dan pengungsian," katanya.

BPBD Surakarta tidak menutup kemungkinan wilayah yang terkena banjir akan meluas. Nico mengatakan kiriman air dari Boyolali juga berdampak pada meluapnya Sungai Premulung yang ada di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan.

"Boyolali hujan deras, ada kiriman air ke Solo, Pajang ada luapan air. Makanya ini datanya (warga terdampak banjir) bisa berkembang lagi," kata dia.

Baca juga artikel terkait BANJIR SOLO

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan