Menuju konten utama

Pengusaha Muda Bawa Fesyen "Sampah" ke Tingkat Global

Pengusaha muda asal Indonesia dan El Salvador menawarkan inovasi kreatif untuk bisnis fesyen dalam kompetisi mahasiswa pengusaha Entrepreneur’s Organization Global Student Entrepreneur Awards (EO GSEA).

Pengusaha Muda Bawa Fesyen
(Ilustrasi) Produk fesyen & aksesoris. Antara Foto/Rosa Panggabean.

tirto.id - Pengusaha muda asal Indonesia dan El Salvador menawarkan inovasi kreatif untuk bisnis fesyen dalam kompetisi mahasiswa pengusaha "Entrepreneur’s Organization Global Student Entrepreneur Awards" (EO GSEA).

Finalis EO GSEA asal Indonesia, Vania Santoso, mengembangkan produk sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan mengandung nilai estetika tinggi dinamakan Stylish Art in Ecopreneurship (STARTIC).

“Pemilahan sampah biar menjadi produk yang marketable,” kata Vania, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (13/5/2016).

Sebelum mengikuti kompetisi tersebut, Vania terlebih dulu mendirikan gerakan peduli lingkungan AV Peduli yang kini menjadi penyokongnya dalam memperoleh sampah kering.

“Kami sudah punya bank sampah yang tetap,” kata Vania.

Vania pernah membuat tas dari sampah plastik namun ia mendapati produk buatannya kurang dilirik pasar lokal karena konsumen masih memilih produk bermerek daripada buatan tangan. Kemudian, berbagai perombakan ia lakukan untuk mendapatkan produk bahan daur ulang dengan model yang memiliki daya saing.

“Bagaimana biar orang bangga dengan produk daur ulang,” kata Vania.

Vania mengatakan salah satu produk andalan STARTIC adalah tas serupa kulit yang terbuat dari kertas sak semen yang diberi pewarna dan pelapis alami agar terlihat mengkilap.

Ia mengatakan, bisnisnya tidak melulu berorientasi pada profit dalam memasarkan produknya. Selain fesyen yang ramah lingkungan, ia menjadikan produk buatannya sebagai alat perkenalan masyarakat awam terhadap isu lingkungan.

“Mengenalkan fesyen beretika,” kata Vania.

Sementara itu, Gladys Martinez, seorang mahasiswi dari El Salvador ingin memperkenalkan negaranya melalui tas buatan tangan. Idenya didasari pada keindahan pantai dan rasa prihatinnya karena negaranya lebih dikenal sebagai negara dengan terlalu banyak kasus kejahatan.

Ia menambahkan banyak penduduk yang akhirnya meninggalkan El Salvador karena merasa bukan tempat yang indah untuk ditinggali. “Saya tidak ingin mereka pergi,” ucap Martinez.

Mahasiswi desain di Universidad Dr. Jose Matias Delgado ini pun menggunakan kemampuannya untuk mengolah tekstil menjadi aksesoris sekaligus menyematkan budaya El Salvador dalam produknya.

“Warna-warna cerah berhubungan dengan negara saya,” kata Martinez.

Martinez keluar sebagai juara pertama Global Student Entrepreneur Awards (GSEA) dan merupakan satu-satunya perempuan dari lima finalis yang melaju ke babak final.

(ANT)

Baca juga artikel terkait KREATIFITAS DAN INOVASI

tirto.id - Gaya hidup
Sumber: Antara
Editor: Putu Agung Nara Indra