tirto.id - Terdapat dua metode yang kerap digunakan dalam kegiatan penelitian sosial, yakni kuantitatif dan kualitatif. Khusus mengenai metode kuantitatif merupakan penelitian yang sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain risetnya.
Mengutip penjelasan dari laman Kemdikbud, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menuntut penggunaan banyak angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Begitu pula di kesimpulan, hasil riset kuantitatif disertai pemaparan banyak gambar, tabel, dan grafik.
Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, saintifik dan discovery. Jenis ini dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai pendekatan umum dalam penelitian.
Sementara alasan pendekatan kuantitatif disebut metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.
Adapun istilah metode discovery disematkan pada pendekatan kuantitatif karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai teori baru.
Pengertian Data Kuantitatif
Pengertian data kuantitatif adalah data dari hasil penelitian yang bersifat terstruktur atau berpola sehingga ragam data yang diperoleh dari sumber riset lebih mudah dibaca oleh peneliti, demikian seperti dijelaskan di laman LMS SPADA Kemdikbud.
Dalam proses riset kuantitatif, peneliti memakai alat yang terstruktur ketika mengumpulkan data.
Contoh alat terstruktur itu seperti dalam kuesioner riset kuantitatif, peneliti memberikan sejumlah pilihan alternatif jawaban di pertanyaan yang disampaikan kepada responden.
Dengan begitu, responden cuma memilih jawaban yang disesuaikan dengan pendapatnya. Karena pilihan sudah tersedia maka jawaban responden (data) yang terkumpul bisa berkisar pada apa saja alternatif yang disodorkan oleh peneliti.
Merujuk keterangan di buku karya Burhan Bungin berjudul Metodologi Penelitian Kuantitatif (2017: hlm, 130), data kuantitatif lebih mudah dimengerti bila dibandingkan dengan jenis data kualitatif. Data kuantitatif biasanya dapat dijelaskan dengan angka-angka.
Data kuantitatif umumnya murni berasal dari data dalam bentuk kuantitatif (angka). Namun, ada juga yang bersumber dari transformasi data kualitatif yang memiliki perbedaan berjenjang.
Metode Mendapatkan dan Contoh Data Kuantitatif
Berdasarkan penjelasan Muri Yusuf dalam bukuMetode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (2014: hlm. 43), penggunaan satu jenis metode dalam riset bergantung pada data yang hendak dicari oleh si peneliti.
Pendekatan kuantitatif diterapkan jika data yang dikumpulkan berupa angka sebagai representasi kejadian dan dianalisis dengan teknik statistik.
Dalam pengumpulan data kuantitatif, jika dikumpulkan dengan bertanya kepada responden, maka pertanyaan-pertanyaannya dibuat terstruktur. Metode yang sering kali dipakai buat mengumpulkan data kuantitatif adalah survei dan eksperimen.
Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering dipakai di kalangan mahasiswa.
Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang memadai agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik.
Sedangkan metode eksperimen merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan variabel Y).
Untuk menjelaskan hubungan kausalitas, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya.
Data yang dikumpulkan di penelitian kuantitatif adalah hasil pengukuran ataupun asesmen variabel dengan menggunakan instrumen-instrumen yang kerap kali berupa angket, kuesioner, wawancara, dan lainnya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang tertulis pada responden buat dijawab, tanpa harus bertemu peneliti. Dalam kuesioner, pertanyaan disusun untuk memungkinkan si peneliti mengumpulkan data dan pendapat dari responden yang telah dipilih.
Berikut contoh data kuantitatif:
1. Dari 100 siswa kelas biologi di semester V, hanya 50 orang yang mendapat nilai 90.
Contoh data ini menunjukkan jumlah siswa yang konkrit, kelas yang jelas, serta angka (numerik) hasil survei yang jelas yaitu 50 orang yang mendapat nilai 90. Metode yang digunakan adalah survei.
2. Tinggi rata-rata siswa kelas 7 SMP Teladan adalah 165 cm
Contoh data kuantitatif ini memuat informasi mengenai ukuran tinggi badan siswa kelas 7 rata-rata yakni 165 cm.
3. Karena tinggi badan 10 orang pendaftar tes Calon Tamtama kurang dari 160 cm, mereka tidak diterima
Contoh data ini memakai metode eksperimen yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel (tinggi badan) dengan variabel lainnya (tidak diterima tes).
Penulis: Cicik Novita
Editor: Addi M Idhom