Menuju konten utama

Pengamat: Kejadian Lion Air Hanya Puncak Gunung Es

Maskapai penerbangan kini lebih mementingkan pada pertumbuhan penumpang dan penambahan slot penerbangan.

Pengamat: Kejadian Lion Air Hanya Puncak Gunung Es
Ilustrasi maskapai Lion Air. FOTO/Wikicommon

tirto.id - Pengamat Penerbangan Chappy Hakim menilai kecelakaan pesawat yang menimpa Lion Air JT-610 hanyalah puncak gunung es dari rentetan masalah yang ada di dunia penerbangan Indonesia.

"Kembali saya sampaikan, itu hanya puncak gunung es karena kita menyimpan banyak masalah," kata Chappy Hakim di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018).

Chappy sendiri merupakan mantan kepala staf TNI Angkatan Udara periode 2002-2005. Ia menerangkan, maskapai penerbangan kini lebih mementingkan pada pertumbuhan penumpang dan penambahan slot penerbangan. Akibatnya, muncul 2 masalah yang hingga kini belum terselesaikan.

Masalah yang pertama, kata Chappy, ialah kekurangan sumber daya manusia di bidang penerbangan, dan kekurangan sarana infrastruktur.

"Kesenjangan ini menjadi yang akan berkontribusi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat terbang," ujar Chappy.

Chappy mencontohkan masalah kelebihan kapasitas di Bandara Soekarno Hatta beberapa tahun lalu. Namun, lanjutnya, tidak ada proses audit yang dilakukan. Kelebihan yang ada di Soetta dipindahkan ke Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Celakanya, ternyata minat penumpang untuk terbang dari bandara Halim juga tinggi.

"Bisa dibayangkan sekarang dalam 1 hari itu ribuan penerbangan. Rata-rata di Soekarno Hatta tu 1000 di Halim itu 200," kata Chappy.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yantina Debora