Menuju konten utama

Pengamat: Isu Sekulerisme Bukan Penyebab Kudeta Turki

Kudeta militer yang terjadi di Turki menurut pengamat diduga disebabkan oleh keinginan segelintir pihak militer akan kebangkitan kekuatan militer Turki sebagai superbody, bukan karena adanya tekanan dalam kelompok militer, ataupun karena isu sekulerisme.

Pengamat: Isu Sekulerisme Bukan Penyebab Kudeta Turki
Militer Turki melancarkan upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Tayyip Erdogan di Ankara, Turki, Sabtu, (16/72016). Massa juga turun ke jalan menggagalkan upaya kudeta tersebut. Reuters/Muras Sezer.

tirto.id - Kudeta militer yang terjadi di Turki menurut pengamat diduga disebabkan oleh keinginan segelintir pihak militer akan kebangkitan kekuatan militer Turki sebagai superbody.

Hal itu disampaikan oleh pengamat militer dan politik Salim Said yang berpendapat bahwa kudeta militer yang terjadi di Turki Jumat (15/6/2016) tersebut bukan karena adanya tekanan-tekanan dalam kelompok militer terhadap ketidakpuasan kepemimpinan dan bukan karena isu sekulerisme.

"Saya menyebutnya dengan empire strikes back. Ada beberapa perkiraan yang muncul karena tekanan yang terjadi di dalam sekelompok militer, jauh dari isu sekulerisme," kata Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Sabtu.

Tekanan yang dimaksud adalah kemungkinan karena jenderal yang mereka panuti ditangkap, atau malah ekstrem-nya ada oknum-oknum yang berpikir secara tidak waras dalam tubuh militer.

Terkait isu yang merebak karena rumor penghapusan sekulerisme oleh Presiden Erdogan menurut Salim Said kurang tepat. Ia mengatakan dulu kekuatan militer di Turki adalah superbody atau tidak tersentuh, sehingga ada kemungkinan hal tersebut masih diinginkan kembali untuk beberapa kelompok. Namun, hal itu masih dugaan karena memang belum ada hasil penyelidikan.

Percobaan kudeta tersebut bukan kali pertama terjadi di Turki, setidaknya dalam 50 tahun terakhir tak kurang dari enam kali percobaan kudeta oleh tentara terjadi di Turki.

Pada 2 Mei 1960 berlangsung percobaan kudeta yang nyaris tanpa pertumpahan darah, dipimpin oleh sejumlah prajurit serta kadet dari akademi angkatan bersenjata di Istanbul dan Ankara.

Sehari setelahnya, pejabat Panglima Angkatan Darat Jenderal Cemal Gursel menuntut reformasi politik serta mengancam bakal mundur jika tuntutannya tak dipenuhi.

Tahun 1971, angkatan bersenjata mengirimkan sebuah peringatan kepada pemerintah untuk mengembalikan kekuasaan berlangsungnya kericuhan dan kekerasan jalanan antara sayap kiri dengan kubu nasionalis selama berbulan-bulan. Status darurat militer diberlakukan di beberapa provinsi dan belum semuanya disudahi hingga September 1973.

Pada 12 September 1980 petinggi angkatan bersenjata yang dipimpin Jenderal Kenan Evren melangsungkan percobaan kudeta, menyusul kembali merebaknya kericuhan terbuka antara sayap kiri dengan kubu nasionalis.

Sejumlah politisi kesohor ditangkap, sementara parlemen, beberapa partai politik hingga serikat pekerja dibubarkan. Kudeta di negara tersebut juga terjadi tahun 1997, 2007 dan 2010.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara