Menuju konten utama

Penelitian: Menghabiskan Waktu di Hutan Kurangi Tingkat Stres

Suasana hutan dapat mengurangi tingkat stres. Hutan juga dapat membantu mencegah penyakit paru-paru dan jantung.

Penelitian: Menghabiskan Waktu di Hutan Kurangi Tingkat Stres
Ilustrasi hutan. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

tirto.id - Dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Jepang, menghabiskan waktu di hutan telah menjadi tren kesehatan. Sebuah penelitian meta-analisis baru-baru ini menyelidiki soal menghabiskan waktu di hutan dapat secara signifikan mengurangi tingkat stres.

Dalam bahasa Jepang, Shinrin Yoku atau "mandi" hutan adalah aktivitas melampaui berjalan-jalan di alam terbuka. Menurut para ahli shinrin yoku dapat didefinisikan sebagai melakukan kontak dengan hutan.

Pada tahun 1982, Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang pertama kali menciptakan istilah shinrin yoku.

Manfaat utama diciptakannya "mandi" hutan ini adalah sebagai terapi hutan untuk membantu mengurangi tingkat stres masyarakat Jepang.

Sebuah penelitian tahun 2017 menjelaskan bahwa terapi hutan adalah intervensi yang muncul dan efektif untuk mengurangi tingkat depresi orang dewasa.

Infografik SC Terapi Hutan

Infografik SC Terapi Hutan. tirto.id/Fuad

Peneliti lain juga menyelidiki pemandian hutan juga dapat membantu mencegah penyakit paru-paru dan jantung. Secara umum, manfaat psikologis berada di sekitar ruang hijau seperti hutan, terbukti telah meningkatkan kesehatan mental.

Maka, dengan menyatukan semua ulasan itu sekelompok peneliti dari Italia mengembangkan gambaran yang lebih jelas tentang efek "mandi" hutan dan hubungannya dengn pengurangan tingkat stres.

Mereka menerbitkan temuan mereka di International Journal of Biometeorology. Tim peneliti berfokus pada tingkat kortisol sebagai biomarker untuk stres.Kortisol adalah hormon steroid, yang berproduksi selama masa stres.

Para peneliti menganalisa hampir 1.000 artikel dan hanya memilih 22 artikel untuk dimasukkan dalam tinjauan sistematis dan delapan untuk digunakan dalam meta-analisis mereka.

Para penulis menjelaskan bahwa untuk analisis mereka, "mandi" hutan didefinisikan sebagai tinggal di hutan, baik berjalan atau hanya beristirahat, dan menghirup udara segara di hutan untuk jangka waktu tertentu.

Para penulis menemukan bahwa tingkat kortisol secara signifikan lebih rendah pada kelompok yang melakukan "mandi" hutan.

Para penulis juga memperhatikan "efek antisipatif" dari shinrin yoku, yaitu individu yang mengalami penurunan kortisol sesaat sebelum memulai sesi hutan mereka. Misalnya, dalam satu penelitian, kadar kortisol partisipan turun begitu para peneliti memberi tahu mereka bahwa mereka akan ikut serta dalam pemandian hutan.

"Mandi hutan dianggap sebagai praktik anti-stres, dan berencana untuk mengunjungi hutan tampaknya secara positif memengaruhi tingkat kortisol, bahkan sebelum berinteraksi secara fisik dengannya. Oleh karena itu, berada di hutan dan bersantai di sana, mungkin memiliki peran dalam mengantisipasi efek plasebo," jelas Michelle Antonelli seperti dilansir Medical News Today.

Namun, terkait penelitian, para peneliti mencatat bahwa adanya bias publikasi. Dengan kata lain, jurnal mungkin lebih cenderung untuk mempublikasikan makalah dengan temuan positif.

Bias publikasi cenderung membuat data yang tersedia cenderung lebih positif daripada yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam.

Baca juga artikel terkait STRES atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Yantina Debora