tirto.id - Sebuah survei terhadap ribuan orang menunjukkan bahwa pengalaman spiritual secara positif memengaruhi kesehatan mental seseorang. Hal itu terlepas dari apakah itu terjadi secara alami atau akibat dari obat-obatan psikedelik.
Penelitian yang diterbitkan dalam Plos One ini meminta 4.285 peserta studi untuk menjawab pertanyaan, di mana mereka harus menggambarkan pengalaman spiritual mereka.
Para peneliti bertanya kepada peserta tentang pengalaman mereka bertemu dengan “Dewa”, "Kekuatan Yang Lebih Tinggi, Realitas Tertinggi, dan Utusan Allah."
Survei ini juga menanyakan tentang bagaimana perasaan peserta setelah pengalaman itu dan bagaimana hal itu mengubah hidup mereka.
Sekitar 69 persen dari peserta adalah laki-laki yang berusia rata-rata 38 tahun, dan sebagian besar responden berkulit putih.
Studi ini melihat pengalaman mistis yang terjadi baik secara alami maupun sebagai hasil dari mengambil psychedelics.
Maka sebanyak 3.476 peserta menjawab survei psychedelics, dan 809 menjawab survei non-narkoba.
"Sebagian besar peserta melaporkan ingatan yang jelas tentang pengalaman pertemuan itu, yang sering melibatkan komunikasi dengan sesuatu yang memiliki sifat sadar, baik hati, cerdas, sakral, abadi, dan maha tahu," jelas Roland Griffiths, penulis penelitian
Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar peserta yang memiliki pengalaman bertemu Tuhan melaporkan efek positif pada kesehatan mental mereka, yaitu pengalaman mistis meningkatkan kepuasan hidup, tujuan, makna, dan perubahan positif ini berlangsung selama beberapa dekade setelah pengalaman pertemuan.
Faktanya, sekitar 75 persen dari semua responden, baik dalam kelompok obat maupun tanpa obat, mengatakan pengalaman itu adalah pengalaman seumur hidup yang paling bermakna secara pribadi dan signifikan secara spiritual, dengan perubahan positif yang bertahan sangat kuat terhadap kesehatan mental mereka.
Lebih lanjut, 70 persen peserta dalam kelompok obat mengatakan mereka mengalami penurunan ketakutan akan kematian sebagai akibat dari pengalaman pertemuan, sedangkan 57 persen dari peserta non-obat melaporkan perasaan yang sama.
Sekitar 15 persen dari peserta dalam kedua kelompok mengatakan pengalaman itu adalah satu-satunya pengalaman yang paling menantang secara psikologis seumur hidup mereka.
Dalam kelompok non-obat, 59 persen responden menggambarkan pengalaman mereka sebagai bertemu Tuhan atau utusan Tuhan, sedangkan 55 persen dari pengguna psychedelics memilih untuk menggambarkannya sebagai realitas tertinggi.
"Pengalaman yang orang gambarkan sebagai pertemuan dengan Tuhan atau perwakilan Tuhan telah dilaporkan selama ribuan tahun, dan mereka kemungkinan membentuk dasar dari banyak agama di dunia," kata Griffiths seperti dilansir Medical News Today.
"Meskipun pengobatan Barat modern biasanya tidak menganggap pengalaman 'spiritual' atau 'agama' sebagai salah satu solusi dalam melawan penyakit, temuan kami menunjukkan bahwa pertemuan ini sering mengarah pada peningkatan kesehatan mental," tambah Griffiths
Peneliti menekankan fakta bahwa penelitian mereka tidak mengatakan apa-apa tentang keberadaan makhluk yang lebih tinggi.
Selain itu, para ilmuwan mengingatkan bahwa orang tidak boleh menggunakan obat-obatan psikedelik tanpa bimbingan profesional, karena ada berbagai bahaya psikologis untuk menyalahgunakan zat-zat ini, selain risiko hukum.
Editor: Yandri Daniel Damaledo