tirto.id - Pendekatan kompleks wilayah, ekologi (kelingkungan), dan keruangan menjadi tiga pendekatan penting dalam penerapan geografi terpadu (Integrated Geography). Ketiga pendekatan ini membantu geografi menyediakan kajian yang komprehensif mengenai permukaan bumi di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan modern.
John A. Matthews dan David T. Herbert dalam buku mereka, Geography: A Very Short Introduction (2008: 82-83) menjelaskan, ketika kebutuhan agar bidang studi geografi mencakup aspek fisik sekaligus aspek manusia (sosial) semakin besar, istilah 'geografi terpadu' muncul.
Geografi terpadu adalah ilmu geografi yang mengkaji berbagai faktor yang kompleks terkait suatu tempat di permukaan bumi melalui gabungan aspek fisik (alam), aspek sosial (manusia), hingga berbagai jenis pendekatan geografi (ilmu penunjang).
Geografi terpadu menjadikan geografi mampu menjawab berbagai isu mutakhir sekaligus menjembatani disiplin sains dan ilmu-ilmu sosial. Namun, perlu diketahui, ada tiga pendekatan penting dalam penerapan geografi terpadu meliputi kompleks wilayah, ekologi, dan keruangan.
Apa yang Dimaksud dengan Pendekatan Kompleks Wilayah dan Apa Contohnya?
Pendekatan kompleks wilayah dalam geografi adalah perpaduan dari pendekatan keruangan dan ekologis. Pendekatan kompleks wilayah juga disebut dengan pendekatan kewilayahan. Dalam pendekatan kompleks wilayah, analisis tertuju pada kajian komprehensif terhadap suatu wilayah yang meliputi aspek fisik dan aspek sosial (manusia).
Analisis dalam pendekatan ini menitikberatkan pada areal differentiation. Maksud dari istilah areal differentiation adalah adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah.
Perbedaan karakteristik itu mendorong suatu wilayah berinteraksi dengan wilayah lain. Proses yang dikenal sebagai "interaksi antar-ruang" itu terjadi seiring dengan adanya permintaan (kebutuhan) dan penawaran (ketersediaan).
Analisis dengan pendekatan kompleks wilayah bisa diterapkan dalam perancangan/perncanaan kawasan permukiman. Sebagai contoh, pendekatan kompleks wilayah bisa dipakai untuk analisis terhadap kelayakan wilayah di Pulau Kalimantan untuk lokasi transmigrasi. Ada dua langkah yang bisa dilakukan dalam analisis dengan pendekatan kompleks wilayah itu.
Pertama, melakukan identifikasi wilayah potensial di Pulau Kalimantan yang memenuhi persyaratan minimum untuk menjadi wilayah permukiman baru bagi transmigran. Syarat minimum itu seperti kesuburan tanah, tingkat kemiringan lereng, kondisi sumber air, dan lain sebagainya.
Kedua, melakukan identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek dalam pengembangan kawasan transmigrasi tersebut. Berikut ini contoh pendekatan kompleks wilayah yang lainnya:
- Analisis soal bencana banjir di kawasan DKI Jakarta
- Perencanaan pembangunan kawasan industri baru di 4 daerah Sumatera
- Pengelolaan hutan mangrove di Pesisir Pantai Provinsi Riau
- Pengembangan destinasi wisata baru di Yogyakarta
- Analisis soal bencana banjir lahar dingin di sepanjang bantaran Sungai Code Kota Yogyakarta
- Analisis soal bencana banjir rob di Kota Semarang
- Perencanaan pembangunan kawasan Bendungan Kuningan Kabupaten Kuningan
- Perencanaan pembangunan kawasan Kampung Peternakan Sapi di Kabupaten Kebumen
- Pengelolaan Sawit di Kawasan Hutan Konservasi
- Pengembangan destinasi wisata alam
Pengertian Pendekatan Kompleks Ekologi dan Contohnya
Disebut juga dengan istilah Pendekatan Kelingkungan, Pendekatan Ekologis adalah pendekatan di kajian geografi yang menganalisis keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang ada.
Fokus kajian dalam pendekatan ekologis terletak pada interaksi antara manusia dengan lingkungan (alam). Itulah kenapa, dipakai istilah pendekatan ekologis. Sebab, istilah ekologis merujuk kepada ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya.
Dalam kaca mata ilmu geografi, lingkungan mencakup dua aspek, yakni perilaku organisme serta fenomena alam. Sisi perilaku manusia itu menyentuh unsur perkembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Pengamatan terhadap interelasi keduanya menjadi ciri khas pendekatan ekologis.
Analisis dalam kajian yang menggunakan pendekatan ekologis bisa diarahkan untuk menjawab 6 pertanyaan khas dalam geografi, yakni 5W + 1H.
Keenam pertanyaan geografi itu adalah sebagai berikut:
- What (apa): untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi
- When (kapan): untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam
- Where (di mana): untuk mengetahui tempat fenomena alam berlangsung
- Why (mengapa): untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam
- Who (siapa): untuk mengetahui pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena alam.
- How (bagaimana): untuk mengetahui proses terjadinya fenomena alam
Contoh pendekatan ekologis bisa diterapkan untuk menganalisis fenomena bencana banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah di Indonesia saban musim hujan datang. Banjir rutin biasanya terjadi di Jakarta, kawasan pantura Jawa, sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra serta masih banyak lagi.
Untuk menganalisis fenomena bencana banjir di suatu wilayah, implementasi pendekatan ekologis bisa bermula dengan pengumpulan data sebagai berikut:
- Kondisi fisik yang memicu banjir, seperti jenis tanah, topografi, vegetasi di lokasi bencana.
- Sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola lingkungan alam di lokasi tersebut.
- Kegiatan budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
- Hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir
Hasil analisis terhadap data-data di atas kemudian digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah, yakni mencegah bencana banjir terulang. Berikut ini contoh pendekatan ekologis lainnya:
- Pertanian berkelanjutan dengan pengelolaan air secara efisien
- Restorasi ekosistem kawasan hutan
- Pengelolaan sampah dengan mengurangi penggunaan plastik
- Desain pembangunan transportasi umum ramah lingkungan
- Konservasi keanekaragaman flora dan fauna melalui suaka margasatwa
- Pendidikan lingkungan dengan mengintegrasikan kesadaran ekologis melalui kurikulum pendidikan
- Pemanfaatan energi terbarukan seperti matahari
- Pengelolaan limbah cair dengan menyediakan penyaringan awal
- Pembangunan jalur resapan air di perkotaan
- Pengelolaan air yang efisien untuk pertanian berkelanjutan
Pengertian Pendekatan Kompleks Keruangan dan Contohnya
Pendekatan Keruangan adalah pendekatan dalam bidang geografi yang menganalisis gejala-gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam ruang.
Jadi, pendekatan keruangan berfokus kepada analisa sintesis tentang variasi perbedaan lokasi di permukaan bumi, dan faktor-faktor dominan yang memengaruhi perbedaan tersebut.
Titik berat pendekatan ini terletak di aspek terkait ruang. Adapun ruang merupakan keseluruhan ataupun sebagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat hidup tumbuhan, hewan, dan juga manusia. Kondisi ruang itu kemudian dikaji dari segi perbedaan lokasi, sifat, struktur, pola, serta proses perkembangannya.
Perbedaan lokasi dan sifat ruang berhubungan dengan kedudukan suatu wilayah. Sedangkan aspek struktur keruangan terkait dengan elemen pembentuk ruang, yakni titik, garis, dan area.
Sementara pola keruangan menunjukkan distribusi tiga elemen di atas. Distribusi elemen-elemen itu bisa membentuk pola memanjang, radial, dan lain sebagainya. Jika elemen-elemen itu berubah maka berarti terjadi proses keruangan.
Saat menggunakan pendekatan keruangan, ahli geografi akan berusaha mencari faktor-faktor yang menentukan pola penyebaran gejala alam. Tujuan memahami faktor-faktor itu adalah menemukan cara untuk mengubah pola sehingga bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan.
Oleh karena itu, analisis dengan pendekatan keruangan tertuju pada perbedaan karakteristik suatu wilayah, baik yang menyangkut kondisi alam maupun manusianya.
Dalam pendekatan keruangan, terdapat 2 fokus analisis. Pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah ada. Kedua, penyebaran ruang yang akan dipakai untuk berbagai kegunaan yang sudah direncanakan.
Pendekatan keruangan dapat digunakan untuk menganalisis fenomena alam yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang bisa dianalisis adalah bencana alam.
Contohnya mengapa Pulau Sumatra dan Pulau Jawa mempunyai indeks risiko gempa bumi sangat tinggi dibandingkan dengan Pulau Kalimantan.
Analisis dengan pendekatan keruangan akan menunjukkan faktor-faktor dominan yang memberi pengaruh besar terhadap perbedaan risiko gempa bumi di 3 pulau tersebut.
Faktor penyebab perbedaan risiko gempa itu bisa dari kondisi geologis yang berbeda antara Pulau Sumatra dan Jawa dengan Pulau Kalimantan. Faktor risiko gempa lainnya, bisa juga dipengaruhi oleh kepadatan bangunan dan populasi di tiga pulau itu yang tidak sama.
Lantas, apa saja contoh dari pendekatan keruangan lainnya? Berikut ini beberapa contoh pendekatan keruangan di sekitar masyarakat:
- Analisis ketersediaan sumber daya di suatu wilayah pemukiman penduduk.
- Pemetaan pola pemukiman berdasarkan ketersediaan lahan di suatu wilayah.
- Analisis penyebab penyakit DBD di suatu wilayah
- Analisis pola persebaran penyakit COVID-19 di suatu wilayah
- Analisis penentuan lokasi pembangunan jalan tol antarwilayah tertentu
- Identifikasi daerah rawan bencana banjir
- Pemetaan kawasan rentan bencana gempa bumi
- Analisis lokasi optimal fasilitas kesehatan di suatu wilayah
- Analisis penentuan lokasi pusat perdagangan berdasarkan pola interaksi penduduk
- Analisis lokasi optimal untuk eksplorasi tambang di suatu wilayah
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis, Ibnu Azis, Ibnu Azis & Ibnu Azis