Menuju konten utama

Pemerintah Diminta Analisa Penyebab Kasus Harian COVID-19 Naik

Kasus harian COVID-19 di Indonesia per Selasa (11/4/2023) hampir mencapai seribu kasus atau tercatat sebanyak 944 kasus.

Pemerintah Diminta Analisa Penyebab Kasus Harian COVID-19 Naik
Petugas kesehatan melihat hasil tes usap cepat antigen di kawasan kuliner Pasar Lama, Tangerang, Banten, Jumat (28/1/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

tirto.id - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah untuk menganalisa kenaikan kasus harian COVID-19. Kasus harian COVID-19 di Indonesia per Selasa (11/4/2023) hampir mencapai seribu kasus atau tercatat sebanyak 944 kasus.

“Kemarin nyaris 1.000 kasus sehari. Angka kematian harian juga sudah lama di bawah 10 dan bahkan dibawah 5 kematian, tetapi kemarin menjadi dua digit, 14 kematian, dan tentu kita berduka,” kata Tjandra dalam keterangan yang diterima reporter Tirto, Rabu (12/4/2023).

Tjandra menyatakan angka kasus harian COVID-19 di Indonesia belakangan pernah mencapai 200 kasus sehari, lalu pernah menjadi 619 kasus sehari, namun angka kasus harian kemarin yang mencapai hampir seribu kasus perlu ditanggapi pemerintah dengan serius.

Meski begitu, Tjandra mengimbau masyarakat tetap tidak perlu panik meski status pandemi COVID-19 belum dicabut.

“Kalau pun toh nantinya pandemi akan dicabut maka virus penyebab penyakit masih akan ada, COVID-19 masih akan ada, pasien juga masih akan ada dan bahkan yang meninggal karena COVID-19 juga masih akan ada, sama seperti kematian akibat penyakit menular lainnya,” ujarnya.

Kendati tak perlu ditanggapi dengan panik, Tjandra mendorong agar pemerintah menganalisa penyebab dan mencegah kenaikan kasus COVID-19.

“Dan mulai antisipasi kemungkinan kesiapan sarana kesehatan,” kata dia.

Tjandra meminta pemerintah meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing sehingga bisa diketahui persis pola varian yang ada di Tanah Air. Pemerintah juga perlu penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam pada kasus-kasus yang ada di berbagai daerah.

“Selain itu tentu cakupan vaksinasi booster yang kini tidak terlalu banyak dibicarakan lagi, tetap harus terus ditingkatkan, baik bagi kelompok rentan dan juga masyarakat luas,” ujarnya.

Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara ini juga mengingatkan di beberapa negara terjadi peningkatan kasus yang diduga akibat subvarian Omicron XBB.1.16 atau varian Arcturus.

“WHO bahkan mengatakan bahwa varian ini memang perlu diwaspadai,” ujar Yoga.

Tjandra mendorong masyarakat agar segera mendapatkan vaksinasi booster dan menerapkan pola hidup sehat yang selama ini sudah dilakukan selama pandemi.

“Serta ikutilah informasi kesehatan yang valid,” kata dia.

Baca juga artikel terkait KASUS HARIAN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan