tirto.id - Tol Trans Jawa merupakan salah satu proyek infrastruktur yang paling dramatis. Proyek tol sepanjang 615 km yang menghubungkan Cikampek dengan Surabaya belum juga tersambung total. Presiden demi presiden telah berganti, tapi proyek yang digagas sejak 20 tahun lalu ini masih menyisakan beberapa ruas yang terputus.
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Tol Trans Jawa sempat ditargetkan rampung pada 2014, kemudian targetnya diperlonggar hingga 2019 karena masalah klasik pembebasan lahan. Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, proyek ini dikebut dan harus tuntas pada 2018. Pada Juni 2015, ruas Cikampek-Palimanan yang merupakan ruas terpanjang Trans Jawa tuntas. Tentunya ini jadi modal awal Jokowi menggeber Tol Trans Jawa.
Jokowi melakukan percepatan pembangunan ruas-ruas tol "tidur" dengan mendorong BUMN masuk antara lain ruas Tol Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan Batang-Semarang. Hasilnya, tahun lalu sebagian ruas Tol Pejagan-Pemalang sudah bisa dilalui pemudik meski kondisinya masih darurat. Untuk arus mudik 2016, ruas tol tersebut diharapkan sudah siap beroperasi sempurna.
Perkembangan proyek Tol Trans Jawa yang kian nyata membuat Presiden Jokowi makin yakin terhadap targetnya. Tahun ini, Presiden Jokowi sudah meresmikan ruas Trans Jawa, Mojokerto-Surabaya untuk seksi IV sepanjang 18,7 km pada Maret lalu.
“Insya Allah 2018 dari Merak-Surabaya sudah harus nyambung tanpa alasan apapun,” kata Presiden Jokowi ketika meresmikan pengoperasian jalan tol Surabaya-Mojokerto, di Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (19/3/2016).
Jurus Kebut Jokowi
Percepatan proyek Tol Trans Jawa merupakan salah satu upaya Presiden Jokowi untuk mencapai target pembangunan 1.000 km tol selama lima tahun kepemimpinannya. Selain Tol Trans Jawa, pembangunan tol yang dikebut antara lain jalan Tol Trans Sumatera, Tol non Lintas Sumatera, Tol Jabodetabek, Tol Non-Trans Jawa, dan Tol Non-Jabodatabek.
Guna mengejar tenggat 2018, Jokowi meminta agar para kontraktor bekerja 24 jam dengan tiga shift kerja. Jokowi juga paling rajin memantau perkembangan proyek tol, termasuk Trans Jawa di sela-sela kunjungannya ke daerah. Penyakit terberat penyelesaian Tol Trans Jawa adalah soal pembebasan lahan dan keseriusan investor pemegang konsesi. Hal ini terjadi pada tiga ruas yang paling krusial yaitu Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan Batang-Semarang. Padahal ketiga ruas tol ini totalnya mencapai 170 km lebih atau hampir 30 persen dari total jaringan Tol Trans Jawa.
Jurus kebut paling utama dari Presiden Jokowi adalah mengerahkan BUMN PT Waskita Karya dan PT Jasa Marga turun tangan. Waskita bergerak mengakuisisi Tol Pejagan-Pemalang. Bersama Jasa Marga, Waskita juga mengakuisisi ruas Tol Pemalang-Batang tahun lalu. Sedangkan ruas Tol Batang-Semarang diambil alih oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Ruas ini merupakan proyek tol pertama yang diberikan penjaminan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro melalui PT PII.
Satu per satu masalah proyek Tol Trans Jawa hampir selesai, termasuk pembebasan lahan yang selama ini jadi momok. Presiden Jokowi juga mendorong agar proses pembangunan tol secara bertahap tanpa harus menunggu tuntasnya persoalan pembebasan lahan. Sebab, yang terjadi selama ini, pembangunan infrastruktur menjadi lambat karena sebagian besar terganjal pembebasan lahan.
“Kita memulai setiap pembangunan tidak harus menunggu proses pembebasan lahan itu selesai. Jadi 5 kilometer, langsung saja mulai. Nanti maju lagi, mulai lagi. Harus begitu. Kalau menunggu-nunggu, konektivitas tidak akan selesai-selesai," tegas Presiden Jokowi.
Pemerintah juga aktif menyelesaikan persoalan lahan dengan menyediakan dana talangan pembebasan lahan kepada investor. Untuk pembebasan lahan Tol Trans Jawa ini, pemerintah menganggarkan dana Rp5,3 triliun.
Mudik Jadi Pembuktian
Tahun lalu, pemerintah mampu “memanjakan” para pemudik di Jawa dengan menyelesaikan Tol Cikampek-Palimanan. Tahun ini, pemerintah ingin melakukan hal serupa dengan menuntaskan Tol Pejagan-Pemalang. Pada 2015, ruas tol ini dibuka untuk arus mudik meski masih berupa tanah dengan aspal kasar. Tujuannya hanya untuk mengurangi kepadatan arus mudik selepas Pejagan. Namun, Juni tahun ini kondisi ruas Tol Pejagan-Brebes Timur sudah mulus sepanjang 21 km dari total ruas 57 km.
Tol Pejagan-Pemalang terbagi dalam empat seksi, yakni seksi I sepanjang 14,2 km menghubungkan Pejagan-Brebes Barat, seksi II sepanjang 6 km menghubungkan Brebes Barat-Brebes Timur. Sementara seksi III sejauh 10,4 km menghubungkan Brebes Timur-Tegal Timur, dan seksi IV sepanjang 26,9 km Tegal Timur-Pemalang.
Tuntasnya sebagian ruas Tol Pejagan-Pemalang, menambah jaringan Tol Trans Jawa yang selama ini banyak putus-putus. Tol Trans Jawa terkoneksi dengan jaringan tol yang sudah ada sebelumnya yaitu, ruas tol Merak-Tangerang sepanjang 73 km, Tol Tangerang-Jakarta sepanjang 33 km, dan tola Jakarta-Cikampek 72 km.
Tol Trans Jawa dimulai dari Tol Cikampek-Palimanan 116,76 km, lalu terhubung dengan Tol Palimanan-Kanci 26,3 km, Kanci-Pejagan 35 km, Pejagan-Pemalang (Pejagan-Brebes Timur) sepanjang 21 km. Artinya untuk tahun ini pemudik bisa menggunakan tol dari Merak-Brebes Timur yang totalnya mencapai 356 km.
Pekerjaan Belum Selesai
Ruas Tol Trans Jawa di sisi barat Jawa sudah tuntas terbangun. Sedangkan untuk ruas di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih belum tuntas seluruhnya. Misalnya ruas Tol Pemalang-Batang 39,2 km di Jawa Tengah yang tahun lalu sudah diakuisisi Waskita Karya dan Jasa Marga, proses pembebasan lahannya belum tuntas. Sementara itu, untuk ruas Tol Batang-Semarang masih tahap persiapan pra konstruksi. Ruas tol sepanjang 75 km ini sudah proses lelang dan akan tanda tangan kontrak Juli 2016.
Pekerjaan rumah berikutnya adalah ruas Tol Semarang-Solo 72,64 km. Ruas tol ini terbagi beberapa seksi, untuk seksi I Semarang-Ungaran 11,3 km dan seksi II Ungaran-Bawen 12 km sudah beroperasi. Sedangkan untuk seksi III Bawen-Salatiga 17,57 km sedang tahap konstruksi. Seksi selanjutnya, seksi IV Salatiga-Boyolali 24,4 km dan seksi Boyolali-Kertasura 7,64 km masih tahap pembebasan lahan. Seluruh ruas Tol Semarang-Solo ditargetkan tuntas akhir 2017.
Selanjutnya, untuk ruas Solo-Mantingan-Ngawi sepanjang 69,2 km, sebagian sudah tahap konstruksi pada seksi III dan IV. Sedangkan ruas berikutnya Ngawi-Kertosono sepanjang 49,5 km masih tahap persiapan konstruksi. Di ruas selanjutnya ada Kertosono-Mojokerto 40,5 km sudah tahap konstruksi di seksi I sepanjang 14,7 km. Ruas terakhir, Mojokerto-Surabaya untuk seksi IA sepanjang 2,3 Km dari Waru-Sepanjang telah beroperasi sejak Agustus 2011. Pada Maret 2016, ruas Mojokerto-Krian sepanjang 18,47 km juga sudah beroperasi dan diresmikan Presiden Jokowi.
Di atas kertas, Tol Trans Jawa masih memungkinkan akan selesai 2018. Bila tercapai, maka hanya terpaut kurang dari setahun dari batas waktu target Jokowi membangun 1.000 km jalan tol di seluruh Indonesia. Ini tentunya jadi pembuktian Jokowi yang ditunggu-tunggu dari jargonnya yang fokus di infrastruktur.