Menuju konten utama

Pembayaran Nontunai: Penggunaan E-Toll Telah Capai 88 Persen

Berdasarkan data per 20 Oktober 2017, pembayaran tol menggunakan uang elektronik atau e-toll telah mencapai 88 persen.

Pembayaran Nontunai: Penggunaan E-Toll Telah Capai 88 Persen
Petugas Jasa Marga membantu pengendara melakukan transaksi nontunai menggunakan e-toll di Gerbang Tol Citeureup 2, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/9/2017). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan saat ini pembayaran jasa tol menggunakan uang elektronik (e-toll) telah mencapai 88 persen dari total transaksi, hal tersebut mengacu pada data per 20 Oktober 2017.

"Kami akan mengoptimalkan dalam waktu sisa sepekan ini hingga 31 Oktober 2017 untuk mencapai 100 persen," kata Kepala BPJT Herry Tz dalam jumpa pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/10/2017).

Sesuai dengan yang telah direncanakan oleh pemerintah, BPJT, serta Bank Indonesia bahwa pembayaran jalan tol dengan menggunakan e-toll akan sepenuhnya diberlakukan pada 31 Oktober 2017 mendatang di seluruh ruas jalan tol Indonesia.

Herry mengungkapkan bahwa seluruh tahapan penggunaan e-toll telah dimulai sejak Mei 2017 agar pada akhir Oktober 2017 nanti dapat diterapkan secara keseluruhan.

Tahapan yang dimaksud antara lain penerapan transaksi non-tunai di jalan tol dengan dukungan integrasi beragam aplikasi uang elektronik (UE) dalam satu mesin pembaca (SAM Multiapplet), masuknya lebih banyak penerbit uang elektronik yang melayani jalan tol (multy issuer), dan kampanye yang masif pada 35 ruas tol.

Beberapa ruas tol bahkan telah menerapkan 100 persen pembayaran dengan menggunakan e-toll, seperti ruas tol Bogor Ringroad, Jakarta Outer RingRoad W1, Surabaya-Gresik, dan Bali Mandara.

Jika dilihat secara nasional, saat ini gardu tol yang tidak menerima pembayaran secara tunai telah mencapai 70 persen. Sedangkan 30 persen sisanya masih memberlakukan mesin hibrid yakni multifungsi untuk pembayaran tunai dan non tunai.

Hingga saat ini terdapat lima bank yang menerbitkan uang elektronik yang bisa digunakan untuk membayar e-toll, yakni PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk, PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk, PT. Bank Mandiri Persero Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk dan satu bank swasta PT. Bank Central Asia Tbk.

"Pada Desember 2017, tiga bank lainnya akan turut bergabung dalam elektronifikasi pembayaran tol, yakni PT. Bank Mega Tbk, PT. Bank Nobu, dan PT. Bank DKI," kata Direktur Departemen Pengawasan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Pungky Purnomo Wibowo dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Pungky juga memastikan adanya kemudahan untuk mendapatkan uang elektronik baik di gerai ritel modern maupun tradisional.

Untuk menghindari kemacetan di gerbang tol, Pungky menambahkan, sebaiknya pengisian saldo (top up) uang elektronik dilakukan di tempat peristirahatan, gerai mini swalayan dan ATM atau dengan menggunakan e-Banking.

Tidak Ada PHK

Di sisi lain, pihak BPJT memastikan program ini tidak akan menimbulkan dampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Di gardu masih tetap ada sebagaian tugasnya bukan untuk bayar dan kembalikan uang, tapi melayani dan juga meningkatkan pelayanan. Pokoknya di program ini tidak boleh ada PHK," ucap Herry.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menjelaskan saat ini jumlah pegawai di Grup Jasa Marga telah mencapai 9.900 orang.

Sebetulnya dengan non-tunai ini jauh lebih manusiawi bahwa rekan-rekan pengumpul tol di dalam box kecil selama ini menghirup knalpot, emisi, debu, dan uang itu berunsur kimia sehingga setiap hari kita bekali susu terus menerus," ujarnya.

Baca juga artikel terkait TRANSAKSI NONTUNAI atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo