Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Peluang Duet Prabowo Subianto-Erick Thohir pada Pilpres 2024

Arif Nurul Imam menilai PAN dan Golkar bisa merapat bila Erick Thohir yang jadi cawapres Prabowo.

Peluang Duet Prabowo Subianto-Erick Thohir pada Pilpres 2024
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir. (Instagram/prabowo)

tirto.id - Prabowo Subianto mengunggah foto bareng Erick Thohir serta Presiden Jokowi di akun Instagramnya pada Selasa, 18 Juli 2023. Prabowo menyebut pertemuan di Istana Bogor tersebut digelar pada 16 Juli 2023 atau sehari sebelum pelantikan menteri dan wakil menteri hasil reshuffle.

Dalam foto tersebut, Prabowo tampak mengenakan kemeja biru duduk satu meja dengan Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan Erick dengan kemeja coklat. “Saya dan pak @Erickthohir menerima arahan dari Presiden @Jokowi. Industri Pertahanan Nasional Indonesia harus kuat dan semakin maju,” demikian caption dalam foto tersebut.

Sontak, unggahan tersebut mengundang banyak spekulasi. Salah satunya terkait bakal pendamping Prabowo pada Pilpres 2024. Meski selama ini PKB –partai yang secara resmi berkoalisi dengan Gerindra—menjagokan Muhaimin Iskandar, tapi nama-nama lain masih berpeluang menjadi pendamping menteri pertahanan tersebut.

Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi menyebut, ada sejumlah spekulasi yang muncul terkait materi pertemuan tersebut. Salah satunya soal Pilpres 2024. Sebagai catatan, PAN secara resmi menawarkan Erick Thohir sebagai bakal cawapres kepada Prabowo dan Ganjar Pranowo.

“Kalau soal materi pembicaraan, saya tidak tahu pasti. Tapi banyak prediksi yang menyatakan bicara juga soal pilpres, rencana reshuffle kabinet, dan masa depan bangsa," kata Viva melalui pesan singkat, Selasa, 18 Juli 2023.

Namun demikian, Viva menyebut belum ada pertemuan langsung yang terjadi antara Erick dan PAN sejak perbincangan Erick, Prabowo dan Jokowi tersebut. “Belum ada pertemuan. Tapi biasanya sih sudah terkomunikasikan (isi pertemuannya)" katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan, unggahan tersebut adalah pertemuan yang tidak bermuatan politis dan hanya kegiatan biasa.

“Itu unggahan biasa, aktivitas beliau," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Kamis (20/7/2023).

Dahnil mengatakan, Jokowi memberikan arahan dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia. Ia menegaskan, arahan diberikan kepada Prabowo dan Erick karena pengembangan industri pertahanan dioperasikan BUMN.

“Arahan kepada Pak Prabowo dan Pak Erick terkait dengan pengembangan industri pertahanan Indonesia di mana sebagian besar industry pertahanan dioperasikan BUMN,” kata Dahnil.

Sinyal Prabowo akan Gandeng Erick Thohir di 2024?

Meski demikian, analis politik dari IPSOS Public Affair, Arif Nurul Imam mengatakan, pertemuan tersebut tidak menutup peluang ada perbincangan politik. Ia menilai pertemuan itu bisa disebut sinyal Prabowo akan maju dengan Erick dan disetujui Jokowi.

“Pertemuan itu juga bisa dibaca ada kemungkinan Jokowi menginginkan duet Prabowo-Erick Thohir, apalagi publik tahu dari beberapa momentum Jokowi memang mengendorse Prabowo dan Erick Thohir," kata Imam, Kamis (20/7/2023).

Nama Erick Thohir memang masuk menjadi salah satu kandidat kuat pendamping Prabowo dalam Pilpres 2024. Sebut saja hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ), sebagaimana dikutip dari Antara, nama Erick berada di peringkat pertama sebagai pendamping terbaik Prabowo.

“Hasilnya, sebanyak 19,5 persen responden menilai Erick Thohir sebagai sosok yang paling tepat menjadi cawapres Prabowo," ujar Direktur Riset LSJ, Fetra Ardianto saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Dinamika Elektabilitas dan Arah Dukungan Kalangan ASN dan Emak-Emak Jelang Pemilihan Presiden 2024.’

Setelah Erick Thohir, ada nama Ridwan Kamil (17,2 persen), Mahfud MD (14,3 persen), Gibran Rakabuming (10,5 persen), Sandiaga Uno (10,3 persen). Sementara nama Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB dan notabene satu-satunya partai mitra koalisi Partai Gerindra saat ini, hanya 9,9 persen. Sedangkan Airlangga Hartarto hanya 3,9 persen.

Imam pun mengatakan, hasil telesurvei IPSOS selama 7-12 Juli 2023 juga menunjukkan Prabowo-Erick sebagai salah satu pasangan kuat. Berdasarkan survei terhadap 2.191 responden dengan margin of error 2,1 persen, nama Prabowo berada di peringkat teratas daripada 2 capres potensial lain, yakni Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Prabowo berada 36,65 persen, sementara Ganjar 34,46 persen dan Anies 25,60 persen.

Di sisi lain, nama potensial cawapres adalah Erick Thohir 25,74 persen, Ridwan Kamil 19,08 persen, Sandiaga Uno 17,8 persen, Mahfud MD 7,71 persen dan AHY 6,85 persen.

Masih dalam survei yang sama, bakal pasangan Prabowo-Erick memiliki resistensi terendah dengan angka penerimaan 100 persen, atau lebih tinggi daripada Prabowo-Sandiaga (94 persen), Rabowo-Ridwan Kamil (86 persen) maupun Prabowo-Mahfud MD (75 persen).

Imam menilai, unggahan tersebut memang bisa saja sekadar test the water untuk melihat tingkat keterimaan publik. Akan tetapi, setidaknya kubu Prabowo sudah mendapat 'tiket persetujuan' Jokowi untuk mengusung Prabowo-Erik di Pemilu 2024.

Imam juga menilai, upaya mendukung pasangan Prabowo-Erick tinggal menunggu keputusan PKB. Menurut alumni Unair ini, PKB punya pengaruh untuk menentukan cawapres Prabowo karena eks Danjen Kopassus itu sudah menentukan bahwa pengusungan capres-cawapres kubu Prabowo harus melibatkan PKB.

Ia pun menilai, PAN dan Golkar bisa merapat jika Erick yang jadi cawapres Prabowo. “PAN dan Golkar masih ada peluang merapat," kata Imam.

Pernyataan Imam bukan tanpa alasan. PAN dan Golkar memang diisukan akan merapat ke kubu Prabowo. Dalam acara podcastTirto bersama Sekjen DPP PAN, Eddy Soeparno misal, ia mengatakan bahwa mereka akan merapat ke koalisi yang mengusung Erick sebagai cawapres. Hal itu menjadi pertimbangan PAN karena elektabilitas Erick yang tinggi.

“Jadi umpamanya kalau ada salah satu menerima Pak Erick Thohir, ibaratnya nanti saya tinggal teken tanda tangan SK Pak Erick Thohir merem saja, saya tanda tangan," kata Eddy dalam PodcastTirto yang tayang beberapa waktu lalu.

Sementara itu, analis politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati justru melihat pertemuan ketiga tokoh bukanlah pertemuan politik. Prabowo justru lebih menunjukkan sinergitas antar-kementerian bersama presiden.

"Ya kan Presiden Jokowi itu atasan mereka. Unggahan tersebut sebagai upaya memperlihatkan pada publik kalau para menteri juga fokus bekerja di tengah hiruk-pikuk Pemilu 2024," kata Wasisto, Kamis.

Ia juga menilai, aksi tersebut hanya sebatas untuk meningkatkan elektabilitas dengan citra bekerja di akhir pekan.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz