Menuju konten utama

Pelapor Ahok Bantah Kesaksian Polisi

Willyudin merasa sudah menegur polisi soal kesalahan penulisan tanggal kejadian

Pelapor Ahok Bantah Kesaksian Polisi
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (tengah) menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (17/1). Sidang keenam tersebut masih mengagendakan mendengarkan keterangan empat saksi dari pihak penuntut umum ditambah dua saksi penyidik dari Polres Bogor. ANTARA FOTO/Pool/Resa Esnir/ama/17

tirto.id - Willyudin Abdul Rasyid Dhani saksi pelapor Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah kesaksian anggota Polresta Bogor Briptu Ahmad Hamdani dalam lanjutan sidang Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (17/01/2017).

Dua anggota Polresta Bogor masing-masing Bripka Agung Hermawan dan Briptu Ahmad Hamdani menjadi saksi perdana dalam sidang keenam Ahok.

"Sebagian besar tidak benar. Saya datang hanya berdua karena saya naik motor," kata Willyudin menanggapi kesaksian Hamdani seperti diberitakan Antara.

Sebelumnya, Hamdani menjelaskan bahwa Willyudin datang bersama tiga rekannya untuk melaporkan Ahok soal video pidato Ahok di Kepulauan Seribu.

Willyudin mengaku pada Hamdani melihat video pidato Ahok di Kepuluan Seribu melalui akun Youtube di kediamannya pada 6 Oktober 2016.

"Kemudian saya lapor pada 7 Oktober 2016. Saya bantah disebut menonton video itu tanggal 6 September 2016, seperti apa yang dikatakannya dalam kesaksiannya. Saya nonton video itu di rumah saya, Kamis, 6 Oktober 2016 jam 11.00 WIB," tuturnya.

Selanjutnya, kata dia, aparat kepolisian pun bersiap mencetak laporannya dan menurut Willyudin bukan Hamdani yang mencetak laporannya setelah diwawancara.

"Sebelum diprint, mesinnya rusak dan yang ngeprint bukan dia (Hamdani). Saya coret tanggal 6 September itu. Mana mungkin kejadian baru kemarin saya tonton masa ditulis 6 September," ucapnya.

Soal adanya kesalahan setelah laporannya diprint itu, ia mengaku sempat menegur Hamdani dan yang bersangkutan menyanggupi akan melakukan pembetulan kesalahan tanggal itu.

"Dia mau mengubah lagi, cukup lama juga hampir waktu Shalat Isya. Saya lihat di monitor komputer benar sudah diubah jadi tanggal 6 Oktober. Yang terakhir saya tidak lihat lagi, setelah di-"print" langsung tanda tangan saja tanpa saya cek kembali," ucap Willyudin.

Pemanggilan dua anggota polisi itu merupakan keputusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara setelah adanya ketidaksesuaian data antara laporan polisi dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) atas nama saksi Willyudin.

Dalam laporan polisi tercantum bahwa laporan saksi Willyudin soal kasus Ahok terjadi pada 6 September 2016 dengan "locus delicti" (tempat kejadian) di Tegallega, Bogor sehingga dipertanyakan oleh tim kuasa hukum Ahok.

Ahok dikenakan dakwaan alternatif yakni Pasal 156a dengan ancaman 5 tahun penjara dan Pasal 156 KUHP dengan ancaman 4 tahun penjara.

Baca juga artikel terkait SIDANG AHOK atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Hukum
Reporter: antara
Penulis: Jay Akbar
Editor: Jay Akbar