Menuju konten utama

Pekerja Migran Tak Digaji Terbanyak di Malaysia & Arab Saudi

Arab Saudi dan Malaysia menjadi negara yang paling banyak dituju pekerja migran Indonesia nonprosedural dan tanpa dokumen resmi.

Pekerja Migran Tak Digaji Terbanyak di Malaysia & Arab Saudi
Sejumlah aktivis mengikuti Kirab Hari Pekerja Migran Internasional saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (18/12/2022). ANTARA FOTO/Darryl Ramadhan/foc.

tirto.id - Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkapkan kasus pekerja migran Indonesia (PMI) yang tidak digaji paling banyak terjadi Malaysia dan Arab Saudi.

Judha tidak menyebut secara spesifik berapa jumlah WNI yang tidak digaji. Namun, dia mengatakan bahwa para pekerja migran Indonesia rentan mengalami eksploitasi karena tidak memiliki dokumen resmi dan masuk ke negara tujuan dengan cara-cara yang tidak sesuai prosedur.

“Status ini (tanpa dokumen resmi) membuat posisi para WNI akan rentan di negara tujuan,” kata Judha saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/8/2023) dilansir dari Antara.

Judha menuturkan dua negara tersebut memiliki jumlah komunitas WNI paling besar dan banyak PMI yang bekerja di sektor domestik.

Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat Arab Saudi dan Malaysia menjadi negara yang paling banyak dituju para pekerja migran Indonesia nonprosedural dan tanpa dokumen resmi.

Arab Saudi banyak dipilih sebagai negara tujuan para PMI karena hanya membutuhkan visa umroh atau visa ziarah. Sedangkan Malaysia memiliki banyak pintu masuk perbatasan dengan Indonesia, sehingga memudahkan para pekerja migran untuk masuk tanpa dokumen resmi.

Judha mengatakan bahwa masalah keimigrasian WNI di luar negeri, termasuk WNI tanpa dokumen resmi merupakan kasus yang paling banyak terjadi di antara kasus-kasus lain seperti ketenagakerjaan, penyanderaan, perdagangan orang dan masalah haji dan umrah.

Secara keseluruhan, Kementerian Luar Negeri RI telah menangani 17.977 kasus WNI di luar negeri dari 18.820 kasus yang masuk hingga pertengahan 2023 ini.

Baca juga artikel terkait PEKERJA MIGRAN INDONESIA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto