Menuju konten utama

PDIP Puji Yusril soal Dukungan Pemilu Tertutup, Sinyal Koalisi?

"> “Kami menempuh jalan ideologi, sementara yang lain jalan liberalisme. Jalan ideologi meski sering terjal, namun kokoh pada prinsip."

PDIP Puji Yusril soal Dukungan Pemilu Tertutup, Sinyal Koalisi?
Tim Kuasa Hukum pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Yusril Ihza Mahendra (kiri) dan Ade Irfan Pulungan memberikan pernyataan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/6/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pd.

tirto.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memuji ahli hukum tata negara sekaligus Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra yang setuju dengan penggunaan sistem pemilu proporsional tertutup. Saat ini Mahkamah Konstitusi sedang menyidangkan gugatan terkait sistem tersebut.

Hasto menilai Yusril sebagai sosok negarawan yang memahami peserta pemilu legislatif adalah partai politik, bukan individu. Karena itu, sudah seharusnya pemilih mencoblos partai (proporsional tertutup) bukan mencoblos gambar caleg (proporsional terbuka).

"Beliau yang dipandu sikap kenegarawanan tentang bagaimana sistem pemilu tertutup berkorelasi dengan pelembagaan Partai dan menegaskan bahwa peserta pemilu legislatif adalah parpol, bukan orang per orang," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto pada Jumat (10/3/2023).

Hasto menyatakan bahwa Yusril dan PDIP adalah dua sekawan, karena memiliki kesamaan prinsip sebagai partai ideologis. Dia menyebut PBB yang diketuai Yusril telah menempuh jalan terjal demi prinsip yang dianut.

“Kami menempuh jalan ideologi, sementara yang lain jalan liberalisme. Jalan ideologi meski sering terjal, namun kokoh pada prinsip," jelasnya.

Menurut Hasto, PBB sudah memilih jalan yang tepat soal masa depan politik bangsa. Karena dengan sistem pemilu proporsional tertutup partai harus mendidik kadernya dan bukan menerima seorang calon legislatif berdasarkan popularitas atau kekayaan.

"Secara empiris, proporsional terbuka mendorong bajak-membajak kader ala transfer pemain dalam sepak bola; kecenderungan kaum kaya dan artis masuk ke politik, primordialisme, dan ada partai karena ambisinya, lalu ambil jalan pintas merekrut istri, anak, atau adik pejabat dan menguatlah nepotisme," terangnya.

Dia menambahkan bahwa sistem pemilu proporsional tertutup menghadirkan solusi atas permasalahan finansial yang kerap menjerat sejumlah caleg. Hasto tak memungkiri untuk menjadi caleg membutuhkan modal yang besar dan berpotensi menjadi alasan korupsi bagi sejumlah pihak.

"Karena menjadi anggota legislatif harus bermodalkan kapital atau dukungan investor politik, maka skala prioritas adalah menggunakan kekuasaan untuk mengembalikan modal politik, dan kemudian mencari modal dalam pencalonan ke depan," ungkapnya.

Rencana Temui Megawati

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengagendakan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Yusril mengaku sudah meminta waktu dan saat ini sedang dijadwalkan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Pertemuan dengan Ibu Megawati jadwalnya sedang disusun oleh Pak Hasto," kata Yusril di Gedung KPU RI pada Kamis (9/3/2023).

Dirinya meyakini bahwa PDIP akan menyambut terbuka dengan upaya koalisi yang saat ini sedang dibangun oleh PBB. Menurutnya, PDIP adalah partai dengan akar ideologi yang kuat serupa dengan PBB. Adapun yang membedakan adalah PBB berakar ke Masyumi, sedangkan PDIP berakar pada PNI.

"Kita sangat dekat dalam berkomunikasi dengan PDIP sebagai partai nasionalis karena PDIP sekarang ditarik ke belakang ya PNI, kalau PBB ditarik ke belakang adalah Masyumi," ujarnya.

Yusril mengungkap dalam pertemuan itu akan membahas sejumlah isu ketatanegaraan. Salah satunya adalah mengenai sistem pemilu proporsional tertutup yang didukung oleh PDIP dan PBB.

"Ya nanti kita bahas hal itu. Karena pada saat saya bertemu langsung dengan Ibu Mega kita sudah sepakat akan membahas soal ketatanegaraan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky