Menuju konten utama

PDIP Bela Kader Komentar KRL Chaos Cuma di Lebaran & Tahun Baru

Bambang Pacul menilai seorang anggota DPR melakukan kesalahan adalah hal biasa selama mau memperbaiki dan mau belajar lebih baik lagi.

PDIP Bela Kader Komentar KRL Chaos Cuma di Lebaran & Tahun Baru
Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty. ANTARA/Aji Cakti/am.

tirto.id - Ketua DPP PDIP Bidang Bappilu Bambang Wuryanto atau akrab disapa Bambang Pacul angkat bicara soal kader Fraksi PDIP di Komisi VI DPR RI Evita Nursanty viral usai mengomentari polemik impor kereta rel listrik (KRL) bekas yang tengah direncanakan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Menurut Bambang Pacul, apa yang dilakukan dan disampaikan Evita masih sesuai dengan koridor atas tugas, pokok dan fungsinya sebagai anggota legislatif.

Walaupun apa yang disampaikan oleh Evita menyebabkan polemik di masyarakat terutama di kalangan warganet, Bambang Pacul tak mempermasalahkan hal tersebut.

"Pendapat seorang anggota DPR dalam ruang sidang itu kalau salah mendapat hak imunitas," kata Bambang Pacul di Gedung DPR RI pada Rabu (29/3/2023).

Menurut Pacul, Evita masih bisa mengoreksi apa yang disampaikan dalam forum terbuka tersebut di lain waktu. Baginya seorang anggota DPR melakukan kesalahan adalah hal biasa selama mau memperbaiki dan mau belajar lebih baik lagi.

"Makanya kalau itu nanti ada kekeliruan akan diluruskan. Lain waktu belajar lebih, kan begitu," jelasnya.

Sebelumnya, Evita Nursanty viral di dunia maya setelah komentarnya dalam rapat kerja bersama Direktur Utama PT KCI tersebar. Dalam rapat kerja dengan DPR pada Senin, 27 Maret 2023 itu, kalimat Evita Nursanty yang menjadi sorotan adalah ia mengatakan bahwa KRL hanya chaos (kacau) pada hari-hari tertentu saja.

"Sekarang apakah kita chaos? Kalau kita tidak impor ini barang apakah kita chaos. Kita kan biasanya chaos itu di tahun baru, kita biasanya chaos itu kan di Lebaran, ini kan sudah lewat semua ke-chaos-an kita, apakah ini suatu urgensi kalau kita tidak impor chaos? Nah itu juga menjadi pertanyaan bagi saya," ujarnya.

Karena ia menilai kondisi KRL tidak chaos, maka tidak ada urgensi bagi PT KCI untuk melakukan impor kereta bekas dari Jepang. Evita menilai PT KAI gagal dalam melakukan perencanaan.

"Salahnya adalah daripada gagalnya dalam perencanaan, kalau bapak benar perencanaan bapak tidak akan terjadi hal ini, bapak itu kan seharusnya sudah tahu nih berapa jumlah kereta yang bapak miliki berapa yang sudah tua, sudah tidak bisa dipakai lagi berapa jumlah kenaikan penumpang ini kan bukan data yang tiba-tiba. Ini bapak sudah miliki dan harusnya jadi tolok ukur buat bapak dalam membuat penyelenggaraan," terangnya.

Baca juga artikel terkait IMP atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto