tirto.id - Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), menilai Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama sebagai lelucon. Pasalnya, berdasarkan hasil penelusuran Gus Fahrur, sampai saat ini tak ditemukan satu pun cabang NU yang mendukung acara tersebut.
Fahrur menduga tujuan dibalik wacana MLB ini sebagai pembentukan opini. Pada taraf selanjutnya, manuver ini bertujuan untuk mendegradasi atau membuat kesan bahwa kepemimpinan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, tidak solid.
"Ini organisasi besar. Ini organisasi mapan. Masak bikin acaranya melalui zoom, daring. Aneh," kata Gus Fahrur di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Dalam keterangan terpisah, Wakil Rais Aam PBNU, Anwar Iskandar, menegaskan bahwa pelaksanaan MLB tidak sah. Menurutnya, MLB tersebut tak memenuhi syarat sebagaimana AD/ART organisasi PBNU.
"Kalau di media diisukan ada pelaksanaan MLB di Surabaya dan akan ditutup di Jombang, dan dihadiri oleh setiap PW, kemudian Cabang, kemudian akan silaturahim kepada sesepuh, maka itu sebuah kebohongan belaka," kata Anwar Iskandar yang disampaikan dalam Konsolidasi PCNU se Jawa Tengah di Hotel Dwangsa Lorin, Sukoharjo, Sabtu (21/12/2024).
Anwar menyebut ada sejumlah kecacatan dalam penyelenggaraan MLB PBNU. Pertama, MLB tidak melibatkan PBNU. Kedua, MLB harus diikuti 50 persen lebih dari Pengurus Cabang NU (PCNU) atau Pengurus Wilayah NU (PWNU) di seluruh Indonesia.
Dirinya menyampaikan bahwa, pada acara itu seluruh PC dan PWNU se-Jawa Tengah menyatakan menolak adanya MLB yang tidak sejalan dengan peraturan organisasi tersebut.
"Dan nyatanya 100% dari cabang dan PW seluruh Indonesia menyatakan menolak adanya Muktamar Luar Biasa," katanya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto