Menuju konten utama

Pascamudik Lebaran, Pemudik Rentan Depresi

Sejumlah masalah akan dihadapi para pemudik setelah kembali dari kampung halamannya. Kondisi pascamudik Lebaran demikian rentan menimbulkan depresi tak berkesudahan.

Pascamudik Lebaran, Pemudik Rentan Depresi
Arus balik pemudik. Antara Foto/Wahdi Septiawan.

tirto.id - Pascamudik Lebaran 2016 akan menyisakan sejumlah problem. Karenanya, pemudik perlu segera mengatasi permasalahannya guna mencegah depresi tak berkesudahan.

"Lebaran adalah ritual tahunan, bukan perayaan wajib. Namun, uniknya semua orang senantiasa berjuang mati-matian untuk dapat berlebaran di kampung halaman," kata dokter Dito Anurogo kepada Antara, di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (13/7).

Ibarat pesta, Lebaran memang pantas dirayakan meskipun semua orang tahu bahwa pesta pasti berakhir.

“Akan tetapi, ‘pesta pora’ itu pun seketika menjelma ‘bencana’ bila berjuta problem menghadang di depan mata, terutama pascamudik Lebaran,” jelasnya.

Ia menyebutkan sejumlah permasalahan, seperti kehabisan tiket pulang, merasakan macet yang luar biasa, cucian yang menumpuk, banyak tugas kantor yang belum terselesaikan, dan belum bukanya toko atau swalayan di dekat rumah.

Penulis 18 buku tentang kesehatan itu menegaskan bahwa depresi merupakan penyakit multifaktorial yang melibatkan faktor-faktor biologis (termasuk genetika dan biologi molekuler), sosial, dan psikologis.

"Semua faktor ini berkontribusi terhadap perkembangan, derajat keparahan, dan lama tidaknya episode depresif. Selama periode depresi, umumnya penderita melaporkan gejala-gejala pada aspek biopsikososial," ujar dokter yang sedang studi S-2 Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta itu.

Gangguan pada aspek biologis, lanjut Dito, terlihat dari gangguan tidur, perubahan selera makan, dan disharmoni seksualitas bagi yang telah menikah.

Menyinggung gangguan pada aspek psikologis, menurut dia, terdeteksi dari gangguan konsentrasi, mendadak menjadi pelupa, mudah lelah, mudah menyalahkan orang lain, sering berpikir negatif atau berpikir buruk, muncul ide untuk bunuh diri, serta merasa tidak berguna lagi dan masa depan suram.

Oleh karena itu, Dito menekankan perlunya penderita depresi segera berkonsultasi kepada dokter atau psikiater terdekat. Dokter atau psikiater akan melakukan anamnesis (wawancara terstruktur, komprehensif, dan mendetail), pemeriksaan fisik dan psikis, pemeriksaan penunjang sesuai indikasi, dan memberikan tata laksana yang sesuai.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari