Menuju konten utama

PAN Dukung Prabowo Larang Menteri Pakai Mobil Dinas Impor

PAN menilai jika semua menteri tak menggunakan produk impor akan meningkatkan perekonomian nasional.

PAN Dukung Prabowo Larang Menteri Pakai Mobil Dinas Impor
Saleh Partaonan Daulay. FOTO/ salehdaulay.com

tirto.id - Presiden Prabowo Subianto melarang para menteri di Kabinet Merah Putih dan pejabat jajaran eselon I di seluruh kementerian/lembaga (K/L) untuk tidak menggunakan Toyota Alphard. Sebagai penggantinya, Prabowo meminta anak buahnya menggunakan Mobil Maung Garuda yang diproduksi oleh PT Pindad (Persero).

Mobil yang diproduksi di Bandung, Jawa Barat itu dipilihnya karena telah memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 70 persen.

Merespons itu, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendukung langkah Prabowo tersebut. Sebab, kata dia, jika semua menteri tak menggunakan produk impor akan meningkatkan perekonomian nasional.

"Arahan ini adalah manifestasi aktual dari kecintaan pada produk dalam negeri. Implikasinya tentu sangat baik dalam memperkokoh perekonomian nasional," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/10/2024).

Ia mengatakan titah Prabowo itu perlu direalisasikan oleh pejabat terlebih dahulu. Kemudian, disosialisasikan agar tokoh-tokoh lain ikut merealisasikan langkah Prabowo agar tidak menggunakan produk impor.

"Jika semua memiliki kerelaan, gerakan ini akan cepat berdampak positif," ucap Saleh.

Menurut legislator PAN itu, media luar ngeri memberitakan bahwa mobil Maung produk lokal merupakan awal kebangkitan industri otomotif di Indonesia.

"Jujur, bangga juga menonton berita itu. Paling tidak, Indonesia diharapkan dapat berjaya dalam bidang ini di kawasan ASEAN," kata Saleh.

Selain mobil, ia berharap Presiden Prabowo dapat menghimbau penggunaan produk-produk lokal lainnya di luar otomotif.

Sebab, kata dia, di Indonesia banyak sekali produk luar negeri. Mulai dari pakaian, sepatu, kosmetik, elektronik, dan ratusan bahkan ribuan produk lainnya. Secara ekonomis, menurut Saleh, tidak menguntungkan Indonesia.

"Jumlah penduduk Indonesia nomor empat terbesar di dunia. Semua negara mengharapkan dapat menjual produknya di sini. Kalau tidak diantisipasi, kita akan menjadi pasar yang menguntungkan buat mereka," tutur Saleh.

Baca juga artikel terkait KABINET PRABOWO-GIBRAN atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang