tirto.id - Ketika pertama kali memasuki pasar internasional di 2010, OPPO banyak dicibir. Dengan menyandang titel made in Cina, OPPO pun harus memanggul cap murahan dan buruk. Lima tahun berlalu, OPPO mampu menutup mulut para pengkritiknya. Pada 2015, OPPO mampu menjual 50 juta ponsel di seluruh dunia. Ia berhasil merangsek dalam daftar lima vendor penjual smartphone di jagat ini.
Data dari Gartner mengungkapkan, pada kuartal I – 2016, total penjualan smartphones mencapai 349 juta unit. Angka itu meningkat 3,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Smartphone menguasai 78 persen dari total penjualan mobile phone.
Kenaikan penjualan smartphone didorong oleh meningkatnya permintaan smartphone murah di negara-negara berkembang dan 4G smartphone, seiring gencarnya promosi 4G di berbagai belahan dunia.
“Di tengah melambatnya pasar smartphone, di mana vendor-vendor besar sedang mengalami kejenuhan pertumbuhan, brand-brand berkembang muncul menggeser model bisnis brand-brand yang sudah ada,” ujar Anshul Gupta, direktur riset Gartner.
Dalam tatanan penjualan smartphone dunia, terjadi pergeseran yang sangat dinamis. Mereka yang dulunya masuk dalam lima besar, ada yang terdepak ataupun mengalami penurunan pangsa pasar. Sementara brand-brand baru yang sebelumnya tidak diperhitungkan, tampil bersinar dan sukses mencuri pangsa pasar. Salah satunya adalah OPPO.
Masuk Lima Besar
OPPO merupakan merek Cina yang mulai melesat ke jajaran brand-brand top global. Pada kuartal I-2015, hanya ada dua brand Cina yang masuk dalam lima besar. Total pangsa pasar mereka adalah 11 persen. Setahun kemudian, ada tiga brand Cina yang berhasil masuk dalam lima besar, dengan pangsa pasar naik jadi 17 persen. Mereka adalah Huawei, OPPO, dan Xiaomi.
OPPO mendepak Lenovo dari daftar lima besar. Lenovo memang sedang menghadapi tekanan, terutama karena merosotnya pangsa pasar penjualan di seluruh dunia turun hingga 33 persen. Tekanan terbesar datang dari merosotnya penjualan di Cina hingga 75 persen, akibat kalah bersaing dengan brand-brand lokal.
OPPO mencatat kinerja terbaik, melesat ke posisi ke-4 dengan pertumbuhan penjualan mencapai 145 persen. Huawei mengalami pertumbuhan yang kuat di Eropa, Amerika, dan Afrika. Sementara Xiaomi dan OPPO mengalami lonjakan permintaan di Asia Pasifik masing-masing 20 persen dan 199 persen.
Untuk pertarungan dua produsen smartphone besar dimenangkan Samsung. Produsen asal Korea Selatan ini berhasil melampaui Apple, setelah menguasai 23 persen pangsa pasar pada kuartal -2016. Namun, pangsa pasar ini turun jika dibandingkan pada periode yang sama di 2015, sebesar 24,1 persen. Apple mencatat penurunan pangsa pasar terbesar dari 17,9 persen pada kuartal I – 2015, menjadi 14,8 persen di kuartal I -2016.
Dari sisi pengiriman, OPPO juga mengalami kenaikan signifikan. Menurut data dari International Data Corporation (IDC) Worldwide, total pengiriman smartphone dunia mencapai 334,9 juta unit pada kuartal I -2016. Angka ini meningkat tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 334,3 juta unit. Ini merupakan pertumbuhan tahunan terendah, akibat jenuhnya pasar smartphone di negara-negara maju. Termasuk karena adanya penurunan dari Apple dan Samsung, yang merupakan dua pemimpin pasar.
Perubahan terbesar datang dari OPPO dan Vivo. Keduanya berhasil mendepak Lenovo dan Xiaomi dari posisi keempat dan kelima. OPPO mencatat perubahan tahunan terbesar. Dari 7,3 juta unit pengiriman pada kuartal I -2015 melesat jadi 18,5 juta unit. Pengapalan ini menjadikan OPPO sebagai penguasa 5,5 persen pangsa pasar pengiriman smartphone. Lonjakannya mencapai 153,2 persen.
Kunci Pertumbuhan
OPPO kini merupakan salah satu kekuatan besar di pasar smartphone. Padahal, di awal pendiriannya di 2004, OPPO hanyalah perusahaan kecil berbasis di Guangdong yang memroduksi telepon gengam dan sejumlah produk elektronika lainnya. Di awal kehadirannya, OPPO menjual telepon genggam musik. Setelah periode Android, OPPO mulai menjual ponsel kamera.
Memasuki 2008, OPPO mengalami kesuksesan di pasar Cina. Jejak internasionalnya dimulai pada 2011, di Thailand. Sukses di Thailand, OPPO berlanjut menguasai pasar Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan pasar-pasar negara berkembang yang prospektif lainnya. Pertengahan 2014, OPPO berhasil masuk ke Amerika Serikat, Cina, Australia, dan negara-negara lain di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika.
Kesuksesan OPPO mengingatkan pada kisah sukses Xiaomi beberapa tahun silam. Dalam kurun waktu 4 tahun saja, Xiaomi sukses menggeser Samsung sebagai vendor smartphone terbesar di Cina. Kunci sukses Xiaomi terutama terletak pada model pemasarannya yang efektif. Xiaomi mengambil jalur pemasaran online yang terbukti sukses memangkas biaya pemasaran. Interaksi media sosial digencarkan secara terus menerus untuk membangun kehebohan, sehingga produknya sering terjual dalam hitungan menit.
OPPO menduplikasi langkah Xiaomi ini. Mereka mengambil jalur pemasaran yang efektif, dan menciptakan hubungan yang kuat dengan distributor.
“Akar kekuatan OPPO adalah sesuatu yang lebih fundamental,” kata Vice President OPPO, Alen Wu.
Pernyataan itu disampaikan Wu, berbarengan dengan pengumuman OPPO untuk kesuksesan penjualan produk OPPO F1 Plus. Sejak peluncurannya pada 17 Maret hingga 16 Juni 2016, OPPO F1 Plus sudah terjual 7 juta unit. Ini artinya, ada satu unit OPPO F1 Plus terjual setiap 1,1 detik.
Selain hubungan yang kuat dengan distributor dan kampanye yang efektif, Wu juga menyebut kunci kesuksesan lainnya. Ia tak lain adalah produk yang berkualitas. Selama ini, OPPO mengeluarkan produk-produk dengan spesifikasi yang tak kalah berkualitas dengan vendor smartphone lainnya, tetapi dengan harga yang terjangkau.
“Bagi OPPO, mesin pertumbuhan kami selalu fokus pada produk. Kami mendengarkan pengguna dan membawa mereka desain yang cermat, produk berkualitas tinggi yang benar-benar mereka cintai. Itulah yang membawa kita sejauh ini dan apa yang akan mendorong kita ke depan,” tambahnya.
Begitulah keyakinan OPPO. Mereka merasa yakin pangsa pasar akan tetap dikuasainya melalui beragam inovasi dari produk. Untuk ini, OPPO tak boleh lengah. Inovasi produk dan kampanye yang efektif memang kunci untuk memenangkan persaingan di industri smartphone yang sangat dinamis ini. OPPO memang kini menjadi pencuri pasar. Namun, bisa jadi mereka akan kecurian di masa-masa mendatang. Itu akan terjadi jika mereka lengah. Dalam hal ini, mereka bisa belajar dari Apple, Samsung, ataupun Lenovo yang kini sedang kecurian.
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti